Pendudukan Amerika utara berasal dari Asia yang bermigrasi melalui daratan Beringia antara Siberia dan Alaska sebelum menjadi lautan. Bangsa yang dikenal dengan bangsa Indian ini seolah punah setelah kedatangan orang Eropa.

Pendudukan Amerika utara berasal dari Asia yang bermigrasi melalui daratan Beringia antara Siberia dan Alaska sebelum menjadi lautan. Bangsa yang dikenal dengan bangsa Indian ini seolah punah setelah kedatangan orang Eropa.

Penduduk asli Amerika utara adalah bangsa Indian Amerika. Mereka diyakini telah bermigrasi ke wilayah tersebut antara 40.000-14.000 tahun yang lalu, berkembang menjadi bangsa-bangsa terpisah dengan ciri khas yang berbeda.

Mereka menyebar dari Alaska, melalui Kanada, dan Amerika Serikat bagian bawah. Periode paling awal migrasi, pemukiman, dan pembangunan, ditentukan oleh bukti arkeologi (ujung tombak, peralatan, struktur monumental) dari situs-situs di seluruh Amerika utara.

Istilah Budaya Paleo Indian-Clovis berkembang antara 40.000 sampai 14.000 sebelum masehi (SM). Budaya Dalton-Folsom antara 8500-7900 SM, Periode Kuno 8000-1000 SM, Periode Hutan antara 500 SM sampai 1100 M, dan Budaya Mississippi antara 1100-1540 masehi.

Selama periode Archaic, beberapa populasi pribumi berpindah dari paradigma pemburu-pengumpul ke model sosial yang lebih menetap. Hal ini dibuktikan oleh situs-situs seperti Watson Brake (3500 SM), Poverty Point (1700-1100 SM), dan lainnya. Mereka berkembang di seluruh wilayah selama era Woodland dan budaya Mississippian. Komunitas-komunitas terpisah ini berkembang menjadi apa yang kadang-kadang disebut suku, tetapi sekarang lebih sering disebut sebagai bangsa.

Pada saat dimulainya penjajahan Eropa di Amerika pada abad ke-15 M, mereka merupakan entitas politik dan sosial yang sangat berkembang yang terkait dengan wilayah tertentu di wilayah tersebut. Meskipun ekspansi Eropa di Kanada dan Amerika Serikat pada akhirnya merampas tanah kuno masyarakat adat, bangsa-bangsa tersebut masih ada hingga saat ini.

Mereka sering dianggap sebagai orang Indian yang hilang. Pendapat ini sama dengan mitos yang digambarkan dalam film-film atau sebuah kiasan yang dikembangkan oleh bangsa-bangsa lain.

Imigran pertama yang sampai ke Amerika utara diyakini tiba dari Asia melintasi jembatan darat Bering (juga dikenal sebagai Beringia) yang menghubungkan Siberia saat ini dengan Alaska. Mereka diperkirakan datang dengan membawa anjing yang sudah dijinakkan.

Pada saat yang sama atau setelahnya, orang-orang itu juga diyakini datang melalui laut, menetap di sepanjang pantai barat dan terus menyusuri Amerika selatan. Berdasarkan bukti arkeologis, telah terjadi beberapa migrasi selama bertahun-tahun, meski alasan masyarakat memilih untuk pindah tidak diketahui.

Dari Beringia, orang-orang pindah ke wilayah yang sekarang disebut Alaska, melintasi Kanada, dan terus ke wilayah yang sekarang disebut Amerika Serikat. Pada masa Maksimum Glasial Terakhir (26.000 SM), para migran telah menetap ke selatan hingga New Mexico saat ini.

Ketika bumi memanas dan gletser mencair, Beringia tenggelam sekitar 10.000 SM. Terbentuknya lautan membuat migrasi lebih lanjut melalui jalur darat berakhir, meskipun ada kemungkinan orang masih datang melalui laut.

Menurut Professor of Philosophy di Marist College, New York, Joshua J Mark, semua hal di atas adalah narasi yang diterima secara umum tentang bagaimana Amerika utara dihuni. "Namun perlu dicatat bahwa ini hanyalah teori. Tidak ada yang tahu bagaimana atau kapan manusia pertama kali muncul di benua ini, dan setiap negara penduduk asli Amerika memiliki cerita asal usulnya sendiri," tulis Mark dalam laman World History.

Bagaimanapun kejadiannya, dan dari mana pun mereka berasal, orang-orang Amerika utara telah menetap di berbagai wilayah pada Periode Archaic. Mereka mengembangkan budaya unik dan identitas suku yang akhirnya berjumlah lebih dari 500, dengan populasi antara 6 -70 juta atau lebih.

Beberapa contoh entitas suku ini yang bisa diketahui berdasarkan wilayah dan rumpun bahasa adalah Arktik/Alaska atau Eskimaleut atau Aleut, Haida, Input, Inuit, Tlingit, dan lain-lain. Kanada Inuit, Metis, dan lebih dari 50 suku berbeda yang memiliki lebih dari 600 komunitas berbeda.

Pengembangan Masyarakat

Subu bangsa ini berkembang dari komunitas yang didirikan selama era Archaic, Woodland, dan Mississippian merupakan entitas sosio-politik yang canggih. Sarjana Michael G Johnson pengarang ensiklopedia berjudul Native Tribes North America menulis sebagai berikut.

"Difusi geografis yang rumit dari suku-suku dengan dasar bahasa leluhur yang sama menunjukkan adanya pergerakan, invasi, migrasi, dan penaklukan yang terus-menerus jauh sebelum orang kulit putih menginjakkan kaki di benua tersebut," tulis Johnson.

Selama Periode Archaic (sekitar 2100 SM), jagung diperkenalkan dari masyarakat Mesoamerika yang berdagang dengan orang-orang di barat daya Amerika utara. Perdagangan tersebut mendorong perpindahan dari gaya hidup pemburu-pengumpul ke pertanian dan pemukiman permanen.

Jagung menjadi tanaman pokok orang Amerika utara karena budidayanya menyebar dari barat daya ke segala arah. Kacang-kacangan dan labu, yang juga diperkenalkan dari Mesoamerika, digabungkan dengan jagung sebagai "Tiga Saudara" dalam pertanian.

Bahkan setelah budidaya "Tiga Saudara" ini tersebar luas, budaya pemburu-pengumpul terus berlanjut dan tanaman ini berfungsi sebagai pelengkap.

Kedatangan orang-orang Eropa pada abad ke-16 merupakan kerugian bagi penduduk asli Amerika utara. Mereka tidak dapat melawan penyakit menular yang dibawa, dan banyak dari mereka terbunuh karena konflik. Perbudakan dan deportasi, semakin menurunkan jumlah populasi.

"Mungkin ada lebih banyak orang Indian Amerika utara atau keturunan Indian yang hidup saat ini dibandingkan pada tahun 1492. Keyakinan akan punahnya masyarakat adat di Amerika utara hanyalah sebuah cara untuk mengabaikan kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang tidak adil dan gagal terhadap mereka," kata Michael G Johnson, pengarang ensiklopedia berjudul Native Tribes North America. hay/I-1

Baca Juga: