JAKARTA - Satuan pendidikan vokasi baik sekolah menengah kejuruan, lembaga kursus/pelatihan, maupun politeknik harus melakukan branding dan miliki reputasi. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, dalam webinar goes to V-Factor Indonesia 2021, di Jakarta, Kamis (29/7).
Dia menilai, untuk memiliki reputasi tersebut, pendidikan vokasi harus melakukan branding. "Masih banyak orang tua tidak yakin menyekolahkan anak ke pendidikan vokasi. Kita perlu branding," ujarnya.
Wikan menerangkan, branding pendidikan vokasi yang kuat akan berpengaruh pada calon pelajar pendidikan vokasi. Mereka bersemangat dan yakin ketika mengikuti pembelajaran vokasi.
"Kalau input, proses, dan outcome-nya bagus, didukung industri yang tertarik berkolaborasi, nanti akan menciptakan situasi lulusan yang produktif," ucapnya. Lebih jauh Wikan mengatakan, reputasi pendidikan vokasi harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Menurutnya, reputasi tidak hanya prestasi, tapi juga cara komunikasi atas prestasi-prestasi tersebut. Untuk itu, pihaknya menggelar acara V-Factor Indonesia 2021. Program ini nantinya mencari talenta-talenta vokasi segala bidang untuk meyakinkan masyarakat terhadap reputasi pendidikan vokasi.
"V-Factor merupakan cara komunikasi ke masyarakat. Programnya jangan kaku, harus sesuai dengan era milenial," tandasnya.n ruf/G-1

Baca Juga: