Semua bersinergi secara berkesinambungan untuk bersama-sama memberikan kontribusi dan partisipasi positif meningkatkan kompetensi masyarakat demi Indonesia sejahtera.

JAKARTA - Pendidikan tinggi baik universitas maupun diploma menjadi penyumbang terbanyak tingkat pengangguran terbuka (TPT). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 13,58 persen dari TPT berstatus pendidikan tinggi.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Anwar Sanusi, dalam Webinar Strategi Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Nasional, di Jakarta, Selasa (7/6). "Dari sisi tingkat pengangguran terbuka, banyak berpendidikan tinggi," katanya. Rinciannya, universitas 6,97 persen dan diploma 6,61 persen.

Dia menerangkan, untuk penduduk bekerja masih didominasi lulusan menengah ke bawah. Kondisi tersebut juga menjadi bukti bahwa para pekerja masih mengisi sektor-sektor yang tidak memerlukan spesifik. "Jadi, kita mendorong keterampilan calon pekerja ditingkatkan," katanya.

Peningkatan keterampilan bisa melalui pelatihan. Di sisi lain, pendidikan tinggi sebaiknya membuat skala agar betul-betul match dengan kebutuhan-kebutuhan pekerjaan tersebut.
Sebagai informasi, dari 139 juta angkatan, sebanyak 131 juta merupakan pekerja. Sedangkan jumlah pengangguran terbuka mencapai 8,75 juta atau 6,26 persen.

Pasar Kerja

Lebih jauh, Anwar menyebut, sistem informasi pasar kerja nasional sebagai keseluruhan dapat terintegrasikan baik yang dikelola kementerian/lembaga pemerintah maupun swasta. Sistem tersebut dapat menghasilkan data untuk membantu penyiapan tenaga kerja agar terserap industri.

"Melalui sistem informasi pasar kerja nasional ini, kita optimistis ke depan dapat memilikiforecasting demandtenaga kerja yang tepat, sehingga mampu mempersiapkansupplytenaga kerja lebih dini," ucapnya.

Anwar menambahkan, kehadiran pusat pasar kerja banyak ditunggu. Sebab unit tersebut memiliki data ketenagakerjaan lengkap. Ini jugapunya berbagai panduan yang memudahkan para pencari kerja mendapat lowongan sesuai dengan bidangnya. Sistem jaga membantu meningkatkan kemampuan tenaga kerja ke depan.

"Maka dari itu, banyak warga berharap kepada pusat pasar kerja ini. Utamanya agar dapat menjadi hub atau jembatan bagi tenaga kerja menemukan peluang/kesempatan kerja," ujarnya.

lebih jauh Anwar menekankan, perlu adanya sinergi dan kolaborasi antara unit kemnaker dan kementerian atau lembaga lain. Sehingga pusat pasar kerja dapat berjalan optimal dan berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja.

"Untuk itu, mari bersinergi secara berkesinambungan untuk bersama-sama memberikan kontribusi dan partisipasi positif dalam meningkatkan kompetensi masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sejahtera," tandasnya.

Baca Juga: