“Anak-anak yang keluar daripada perguruan tinggi dan sekolah-sekolah vokasi Baik pendidikan tinggi maupun SMK Mereka langsung terjun ke dalam lapangan bekerja dan dampak itu langsung dirasakan untuk memperbesar ekonomi Indonesia."

JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengatakan pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi berdampak cepat dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini penting agar Indonesia mampu keluar dari jebakan negara berpendepatan menengah atau middle income trap.

"Anak-anak yang keluar daripada perguruan tinggi dan sekolah-sekolah vokasi Baik pendidikan tinggi maupun SMK Mereka langsung terjun ke dalam lapangan bekerja dan dampak itu langsung dirasakan untuk memperbesar ekonomi Indonesia," ujar Nadiem dalam Vokasifest X Festival Kampus Merdeka, di Jakarta, Senin (11/12).

Dia mengungkapkan, dampak tersebut terlihat dari peningkatan peringkat Indonesia dalam hasil riset INSEAD. Untuk Global Innovation Index yang menekankan pada riset dan inovasi, Indonesia menempati posisi 61 dunia, naik dari posisi 85 pada tahun 2022.

Nadiem menambahkan, untuk Global Talent Competitiveness Index pun mengalami peningkatan. Indonesia menjadi negara kedua dengan lompatan tertitinggi dalam pemeringkatan semua negara. "Kalau kita sisir kenapa alasan Indonesia bisa lompat sebesar itu adalah dengan kecakapan dan juga kualitas daripada pelatihan vokasi dan technical training," jelasnya.

Dukungan Pendanaan

Dia menuturkan, untuk semakin mendorong dampak pendidikan vokasi dan pendidikan pihaknya mendorong sistem pendidikan yang lebih terbuka dan inovasi. Selain memberikan kebebasan, pihaknya juga memberikan dukungan pendanaan.

"Harus diberikan suntikan untuk akselerasi sistem pendidikan kita. Sampai saat ini kita sudah mengeluarkan 6,3 triliun rupiah untuk dana kolaborasi deasiswa non-degree LPDP," katanya.

Nadiem menambahkan, pihaknya juga telah mengucurkan lebih dari 355 miliar rupiah Dana Abadi untuk perguruan tinggi. Ada juga dana Competitive Fund sebesar 1 triliun rupiah untuk mendorong perguruan tinggi mengejar Indikator Kinerja Utama (IKU) dan inovasi.

Dia melanjutkan, untuk jenjenag SMK, pemerintah telah mengeluarkan 614 miliar rupiah untuk SMK Pusat Keunggulan PK. Dari pendanaan swasta, sudah ada 634 miliar rupiah kontribusi indusri ke SMK PK dan 1,65 triliun rupiah dari industri untuk berbagai macam proyek prototipe dan inovasi.

Baca Juga: