Sektor pendidikan merupakan salah satu elemen penting dari perkembangan serta kesejahteraan suatu bangsa. Oleh karena itu, UNY percaya bahwa pendidikan merupakan Investasi masa depan yang memerlukan proses dalam pencapaian SDM bermutu. Untuk mencetak dan menyiapkan SDM bermutu, UNY memiliki berbagai program, seperti Bidikmisi, Afirmasi, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), dan berbagai program pelatihan.

Pendidikan merupakan sektor penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Beberapa negara maju sudah pasti memiliki sistem pendidikan yang berkualitas.

Presiden RI Joko Widodo dalam periode kedua masa jabatannya telah menetapkan pembangunan SDM berkualitas. Sektor pendidikan, setelah dipilihnya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, langsung berbenah. Kebijakan bertajuk "Merdeka Belajar" menjadi payung untuk program-program baru yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan.

Meski begitu, masih banyak catatan yang harus dicari solusinya oleh pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan. Apalagi Pandemi Covid-19 juga melahirkan tantangan baru di sektor pendidikan. Untuk membahas mengenai pendidikan di Indonesia, wartawan Koran Jakarta, Muhamad Ma'rup mewawancarai Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes, AIFO. Berikut petikan wawancaranya.

Bisa dijelaskan secara singkat gambaran umum dari visi misi Bapak mengemban jabatan sebagai rektor UNY?

Dalam mengemban amanah ini, kami berupaya untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan capaian prestasi apa saja yang sudah dirintis para pendahulu. Kami tetap menjaga marwah UNY sebagai universitas yang memiliki komitmen dalam dunia pendidikan.

Komitmen ini sesuai visi UNY menjadi universitas kependidikan unggul, kreatif, dan inovatif berlandaskan ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan pada tahun 2025. Oleh karena itu, setelah kami dilantik pada 28 Januari 2021, langkah-langkah strategis kami selalu bermuara pada nilai serta visi tersebut untuk pencapaian di tingkat nasional dan internasional.

Sebagai salah satu LPTK di Indonesia, apa yang menjadi capaian dan target UNY untuk sektor pendidikan?

Sektor pendidikan merupakan salah satu elemen penting dari perkembangan serta kesejahteraan suatu bangsa. UNY sudah banyak dikenal sebagai penghasil tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang bermutu.

Target ke depan adalah kami selalu berupaya untuk menghasilkan pendidikan yang unggul, inovatif, dan kreatif dalam dimensi tridharma perguruan tinggi. UNY percaya bahwa pendidikan merupakan Investasi masa depan yang memerlukan proses dalam pencapaian SDM bermutu.

Oleh karena itu, kami juga berkomitmen untuk berkontribusi pada penyiapan SDM Indonesia yang bermutu melalui berbagai program, seperti: Bidikmisi, Afirmasi, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), dan berbagai program pelatihan. UNY sangat terbuka bagi seluruh anak negeri untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik.

Mengingat tidak hanya jurusan kependidikan, apa capaian dan target UNY untuk sektor lainnya?

Program kependidikan memang tetap menjadi komitmen UNY, akan tetapi berbagai program non-kependidikan juga diselenggarakan baik program pendidikan akademik, profesi, maupun vokasi. Hal ini tentu saja mengikuti dinamika serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat itu sendiri.

Pada program akademik, UNY sudah menyelenggaran pendidikan S1-S3 yang non-kependidikan di semua Fakultas. Pada program profesi, UNY selain memiliki Program Profesi Guru (PPG) juga menyelenggarakan Program Profesi Insinyur (PPI).

UNY juga memiliki berbagai program vokasi yang pelaksanaanya difokuskakn di kampus Wates dan Gunung kidul. Selain itu, pada sektor non-kependidikan, UNY juga senantiasa berkomitmen mengimplementasikan berbagai program, baik dalam kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, maupun kerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah, dunia usaha dan industry/DUDI, ahli, praktisi, user, serta masyarakat.

Menurut Bapak, bagaimana kebijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)? Sudah sesuaikah dengan kebutuhan hari ini?

Kami sangat sepakat dan mendukung kebijakan Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan kehidupan dalam banyak aspek yang begitu pesat harus direspon Pemerintah dengan kebijakan dalam dunia pendidikan.

Dengan Merdeka Belajar, mahasiswa diberikan kesempatan yang semakin luas untuk menambah wawasan, kompetensi, serta pengalaman pada konteks atau dunia nyata di lapangan. Ini tentu saja sangat bermanfaat untuk membekali mereka dengan hal- hal yang riil agar semakin adaptif dan kompetitif.

Khusus untuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka bagaimana UNY merespons hadirnya kebijakan tersebut?

Komitmen Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kami wujudkan dengan berbagai program yang memfasilitasi para mahasiswa untuk lebih menjadi independent learner. Pada 2020, UNY telah melakukan penyesuaian kurikulum pada semua program studi dengan Konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kami juga senantiasa bersinergi dengan kementerian untuk pelaksanaan berbagai program MBKM, seperti: kampus mengajar, pertukaran mahasiswa merdeka, Magang dan studi independent bersertifikat, Pejuang Muda Kampus Merdeka, Program Bangkit, dan Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA).

Menurut Bapak, bagaimana pengimplementasian kebijakan MBKM di lapangan? Apakah sudah sesuai atau ada hal yang perlu ditingkatkan?

Menurut kami MBKM sudah berjalan baik dan bisa menjadi solusi strategis bagaimana dunia pendidikan harus beradaptasi dan terus mengembangkan kebijakan pendidikan yang terbaik. Tidak hanya selama seseorang menjadi mahasiswa, tetapi juga bagaimana menghantarkan para mahasiswa memasuki masa depan atau dunia kerja yang penuh dengan tantangan dan gangguan.

Hal-hal yang sudah sesuai adalah seluruh perguruan tinggi sudah baik dalam merespon kebijakan ini. Tinggal bagaimana kita bersama-sama antarlini mendukung, memonitoring, dan mengevaluasi berbagai hal yang perlu dibenahi untuk dikembangkan atau ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitas SDM, sarana prasarana, dan dukungan.

Di masa pandemi ini, banyak pengamat menilai LPTK minim kontribusi maupun inovasi terutama untuk mengatasi permasalahan di sektor pendidikan seperti PJJ. Bagaimana tanggapan Bapak terkait hal tersebut? Bisa disebutkan juga praktik-praktik di UNY selama pandemi.

Peran LPTK dituntut ekstra dalam mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan dalam pendidikan, terutama dengan adanya Revolusi Industri 4.0 ini dan fenomena Covid-19 yang masih berlangsung. Tentu saja kami para pengelola LPTK tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak penyelenggara pendidikan hingga masyarakat.

Kita ketahui bahwa PJJ memiliki beberapa konsekuensi yang harus dipenuhi seperti ketersediaan sarana prasarana pendukung, keterjangkauan sumber energi dan sinyal, serta kemampuan peserta didik atau masyarakat. Mengingat karakteristik wilayah yang berbeda-beda, tentu banyak hambatan dan tantangan yang bervariasi harus diikuti dengan kebijakan yang arif dan bijak terkait isu tersebut.

Dalam upaya mengoptimalisasikan PJJ, UNY telah memberikan tambahan bantuan Kuota untuk mahasiswa, menyiapkan Learning Management System (LMS) Besmart UNY, akses internet di seluruh bagian kampus juga sudah tersedia dengan kecepatan tinggi.

Dengan adanya pandemi Covid-19 terjadi tantangan learning loss untuk sektor pendidikan. Menurut Bapak, apa yang perlu dicermati dan dilakukan agar hal tersebut tidak semakin membebani sektor pendidikan?

Kita patut prihatin dengan kemungkinan learning loss dalam pendidikan di Indonesia khususnya. Akan tetapi, kita juga wajib optimistis dengan berbagai langkah yang harus kita tempuh di antaranya dengan menghadirkan inovasi dan kreasi pembelajaran (pendidikan) yang semakin dapat diterima sesuai karakteristik peserta didik misalnya.

Komunikasi yang dihadirkan lebih baik, saling menghormati dan menghargai, serta membangun hubungan yang lebih emosional dan humanis dengan peserta didik hingga orangtua mereka. Komitmen UNY dalam upaya menghadapi tantangan Learning Loss adalah melaksanakan blended learning, PTM terbatas, dan mengoptimalkan pembelajaran daring. Kegiatan PTM secara penuh harus segera dilakukan yang tentunya dengan masih mengikuti protokol kesehatan.

Bagaimana Bapak melihat proses pengelolaan pendidikan pascapandemi Covid-19? Sebab selain mendatangkan hambatan, banyak juga anggapan pandemi merefleksi berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Datangnya pandemi dan insha Allah besok ketika pandemi ini berakhir akan ada transisi dan adaptasi yang harus kita lalui bersama. Pemerintah telah berupaya keras dengan berbagai kebijakan antarlini untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 tanpa menghilangkan tatanan pengelolaan pendidikan dan banyak aspek yang semakin terpuruk. Adanya prioritas dan refocusing kebijakan menjadi cara strategis dalam pengelolaan pendidikan selama dan pasca pandemi Covid- 19.

Menurut Bapak, apa yang perlu ditingkatkan dari sektor pendidikan saat ini? Sebab pemerintahan Joko Widodo kerap menekankan pentingnya sumber daya manusia.

Kami sependapat dengan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk penekanan pentingnya pengembangan sumber daya manusia. Di perguruan tinggi, sudah lama kami senantiasa mendorong para SDM yang ada mulai dari dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa untuk meningkat secara pendidikan formal, jabatan akademik, produktivitas, serta prestasinya.

Kami optimistis bahwa SDM yang berkualitas akan membawa suatu bangsa semakin tangguh terhadap berbagai dinamika dan tantangan zaman. Membangun SDM yang unggul, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kunci kuatnya bangsa Indonesia dalam persaingan global dengan memanfaatkan inovasi dan kreasi menggunakan teknologi, kerja sama, serta sinergi bersama.

Riwayat Hidup*

Nama : Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO

Tempat, tanggal lahir : Sleman, DIY, 1 Maret 1965

Pendidikan:

  • Sarjana Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi di IKIP Yogyakarta (1989)
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga di Universitas Airlangga (1999)
  • Doktor Filsafat di Universitas Gadjah Mada (2012)

Karier:

  • Dosen sejak 1990
  • Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (2003-2011)
  • Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (2013)
  • Wakil Rektor III Universitas Negeri Yogyakarta (2016-2020)
  • Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (Januari 2021-sekarang)

*BERBAGAI SUMBER/LITBANG KORAN JAKARTA/AND

Baca Juga: