Jumlah penderita tuberkulosis (TB) di Kabupaten Lebak, Banten hingga 1 Oktober 2024 mencapai 4.007 orang atau 66 persen dari target perkiraan 6.038 orang, di mana 48 kasus di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
LEBAK - Jumlah penderita tuberkulosis (TB) di Kabupaten Lebak, Banten hingga 1 Oktober 2024 mencapai 4.007 orang atau 66 persen dari target perkiraan 6.038 orang, di mana 48 kasus di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
"Semua penderita TB itu mendapatkan pengobatan secara gratis," kata Kepala Pelaksana Harian (Plh) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Budi Mulyanto di Rangkasbitung, Lebak, Senin (14/10).
Untuk pencegahan TB, masyarakat diminta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk juga dengan lingkungan, tidak merokok dan meminum minuman keras, serta tidak begadang.
Selain itu juga menjaga agar kondisi di rumah terdapat sirkulasi udara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak mengoptimalkan pelacakan kasus terhadap warga yang kontak dengan penderita positif TB.
Pelacakan kasus TB di 44 puskesmas dengan melakukan pemeriksaan atau skrining yang melibatkan kader untuk penemuan kasus secara dini.
Menurut dia, untuk satu penderita yang berhasil ditemukan, minimal dilakukan pemeriksaan terhadap sebanyak 10 rumah di sekitarnya, sebab penyakit tersebut dapat menular kepada orang lain, dari 10 orang bisa menjadi 100 orang hingga 1.000 orang dan seterusnya.
Disamping itu skrining juga dilakukan terhadap masyarakat yang mengalami batuk-batuk lebih dari tiga bulan.
"Kami berupaya menemukan kasus TB sebanyak-banyaknya untuk memutus mata rantai penularan TB," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Rangkasbitung Yayang Citra Gumilar mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan kasus pelacakan untuk menemukan kasus baru dengan melakukan skrining terhadap warga yang kontak erat dengan penderita positif TB.
Pelacakan dilakukan setiap hari Kamis ke rumah penderita positif TB yang melibatkan kader dari warga setempat.
Apabila hasil skrining itu positif, maka dilakukan pengobatan selama enam bulan tanpa putus dengan melibatkan pengawasan minum obat (PMO) dari keluarga mereka.
"Kami mengobati penderita TB sebanyak 127 orang dengan realisasi minum obat sampai 98 persen," katanya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Tuberkulosis (SlTB) sampai 1 Oktober 2024 tercatat penderita TB sebanyak 4.007 orang, terkonfirmasi RO 63 orang, TBC HIV 33 orang, TB anak 350 orang,dan 48 pasien TB meninggal dunia.