Tiongkok untuk pertama kali dilaporkan berhasil mendaratkan wahana penjelajah ruang angkasa di Mars dalam bagian Misi Tianwen-1, upaya antarplanet pertama negara itu, Sabtu (15/5). Capaian yang secara teknis memiliki tantangan lebih sulit daripada pendaratan di bulan itu, menjadi langkah terbaru untuk tujuan ambisius negara tersebut di luar angkasa.

Setelah pendarat dan penjelajah memasuki atmosfer Mars, Tianwen-1 mengalami prosedur serupa dengan "teror tujuh menit" yang dialami penjelajah Mars NASA ketika mencoba pendaratan lembut di Mars.

Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok (CNSA), menginstruksikan wahana penjelajah Zhurong, seperti nama dewa api Tiongkok, untuk tinggal di lokasi pendaratan selama beberapa hari untuk tes diagnostik sebelum meluncur untuk menjelajahi area Mars yang dikenal sebagai Utopia Planitia. Penjelajah Tiongkok ini akan bergabung dengan penjelajah Amerika Serikat (AS) yang tiba di "planet merah" pada Februari.

Pendaratan pertama di Mars di Tiongkok ini menyusul peluncuran bagian utama stasiun luar angkasa permanen bulan lalu, dan misi yang membawa kembali bebatuan dari bulan akhir tahun lalu.

"Tiongkok telah meninggalkan jejak di Mars untuk pertama kalinya, langkah penting untuk eksplorasi luar angkasa negara kita," kata kantor berita pemerintah, Xinhua, di salah satu akun media sosialnya.

Sejak 1976, AS telah berhasil melakukan sembilan pendaratan di Mars. Uni Soviet mendarat di planet ini pada 1971, tetapi misi tersebut gagal setelah pesawat berhenti mengirimkan informasi tidak lama setelah pendaratan.

Sebuah penjelajah dan helikopter kecil dari pendarat AS pada Februari saat ini sedang menjelajahi Mars. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) mengharapkan penjelajah mereka mengumpulkan sampel pertamanya pada Juli untuk kembali ke Bumi dalam satu dekade.

Tiongkok telah mendarat di bulan sebelumnya, tetapi pendaratan di Mars adalah misi yang jauh lebih sulit. Pesawat ruang angkasa menggunakan perisai untuk perlindungan dari panas yang membakar saat memasuki atmosfer Mars, serta roket retro maupun parasut untuk memperlambat laju pendaratan. Parasut dan roket harus digubakan pada waktu yang tepat untuk mendarat di tempat yang ditentukan. Sedangkan untuk mendarat di bulan, hanya cukup memerlukan roket mini-retro, dan parasut saja untuk kembali ke Bumi.

Xinhua mengatakan, kapsul memasuki atmosfer Mars pada ketinggian 125 kilometer (80 mil), memulai apa yang disebutnya "fase paling berisiko dari keseluruhan misi."

Sebuah parasut 200 meter persegi (2.150 kaki persegi) dikerahkan dan kemudian dibuang, lalu roket retro ditembakkan untuk memperlambat kecepatan pesawat hingga hampir nol, kata Xinhua. Pesawat itu melayang sekitar 100 meter (330 kaki) di atas permukaan untuk mengidentifikasi rintangan sebelum mendarat dengan empat kaki penyangga.

"Setiap langkah hanya memiliki satu peluang, dan tindakannya terkait erat. Jika ada kekurangan, pendaratan akan gagal," kata pejabat di Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok, Geng Yan.

Pendaratan terjadi pada pukul 7:18 pagi, waktu Beijing. Jarak antara Bumi dan Mars menyebabkan penundaan lebih dari satu jam bagi kendali misi di Beijing untuk memastikan keberhasilannya.

"Langkah penting dalam perjalanan eksplorasi antarplanet negara kita, menyadari lompatan dari Bumi-Bulan ke sistem planet dan meninggalkan jejak bangsa Tiongkok di Mars untuk pertama kali. Ibu pertiwi dan orang-orang akan selalu mengingat prestasi luar biasa Anda! " kata Presiden Xi Jinping, dalam surat ucapan selamat kepada tim.

"Bersama dengan komunitas sains global, saya menantikan kontribusi penting yang akan diberikan misi ini bagi pemahaman umat manusia tentang Planet Merah," kata Rekanan Administrator NASA, Thomas Zurbuchen, lewat Twitter.

90 Hari

Pendaratan Tiongkok di Mars adalah topik trending teratas di Weibo, platform media sosial terkemuka, dengan banjir ekspresi kegembiraan dan kebanggaan warga net.

Pesawat ruang angkasa Tianwen-1, yang berarti "Pertanyaan Surgawi", telah mengorbit Mars sejak Februari, setelah melakukan perjalanan setelah diluncurkan dengan roket Long March 5 pada Juli 2020 dari Bumi. Xinhua menggambarkan misi tersebut sebagai eksplorasi planet pertama Tiongkok.

Zhurong, diperkirakan akan beroperasi selama 90 hari untuk mencari bukti kehidupan. Alat seukuran mobil kecil ini memiliki radar penembus tanah, laser, dan sensor untuk mengukur atmosfer dan bola magnet. Zhurong akan bekerja bersama-sama dengan pengorbit Tianwen-1 untuk mempelajari Planet Merah, dan pengorbit akan berfungsi sebagai stasiun relai data untuk komunikasi antara Zhurong dan pengontrol misi di Bumi. Pengorbit dirancang untuk bertahan setidaknya selama satu tahun Mars, atau sekitar 687 hari Bumi.

Program luar angkasa Tiongkok telah berjalan dengan cara yang lebih hati-hati daripada AS dan Uni Soviet selama puncak perlombaan antariksa mereka.

Peluncuran modul utama untuk stasiun luar angkasa Tiongkok pada April adalah yang pertama dari 11 misi yang direncanakan untuk membangun dan menyediakan stasiun dan mengirim tiga orang awak pada akhir tahun depan.

Saat modul berhasil diluncurkan, kembalinya roket yang tidak terkendali ke Bumi menuai kritik internasional termasuk dari Administrator NASA, Bill Nelson.

Tianwen-1 mungkin merupakan misi pendaratan Mars pertama Tiongkok, tetapi ini bukan misi Mars pertamanya. Yang pertama, sebuah pengorbit bernama Yinghuo-1, diluncurkan pada 2011 dengan misi pengembalian sampel Mars Phobos-Grunt Rusia yang gagal, yang tidak pernah berhasil melewati orbit Bumi setelah peluncuran, malah menabrak Samudra Pasifik dan menghancurkan pesawat ruang angkasa.

Tiongkok sekarang adalah negara kedua yang berhasil mendaratkan penjelajah Mars (NASA telah mendaratkan lima penjelajah di Mars). Penyisipan orbit yang berhasil dari misi Tianwen-1 pada Februari menjadikan Tiongkok entitas keenam yang melakukannya, setelah NASA, Uni Soviet, Badan Antariksa Eropa (ESA), India, dan Uni Emirat Arab.

Tiongkok mengatakan ingin mendaratkan orang di bulan dan mungkin akan membangun pusat penelitian di sana. Tidak ada tenggat waktu yang dirilis untuk proyek ini. Sebuah pesawat luar angkasa negara itu juga dilaporkan sedang dalam pengembangan. SB/apnews/space/

Baca Juga: