BANGKOK - Kelompok bisnis bahan bangunan semen, bahan kimia, dan pengemasan, Siam Cement Group (SCG), pada kuartal II-2018 mencatatkan perolehan pendapatan dari penjualan sebelum audit sebesar 52,42 triliun rupiah (3,77 miliar dollar AS), naik 11 persen secara year on year (y-o-y) karena adanya peningkatan volume penjualan dan harga dari sebagian besar kegiatan bisnis.

Sementara itu, laba pada periode ini mengalami penurunan sebesar 6 persen menjadi 5,397 triliun rupiah (389 juta dollar AS) dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh kinerja yang menurun dari bisnis bahan kimia dan pendapatan dividen yang menurun dari bisnis investasi. "Perolehan laba kuartal II-2018 masih tetap sama dengan kuartal sebelumnya, karena didukung oleh dividen musiman mitra di bisnis-bisnis lain, meskipun permintaan musiman pada bisnis semen dan bahan bangunan menurun," kata Presiden dan CEO SCG, Roongrote Rangsiyopash, secara tertulis di Bangkok, Selasa (7/8).

Dia menjelaskan, perusahaan telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat bisnis inti dan mempertahankan kelanjutan ekspansi di wilayah ASEAN. Selain itu, SCG juga melakukan ekspansi bisnis logistik ke wilayah Tiongkok selatan, seraya terus memberikan dukungan penuh pada inovasi, produk dan layanan bernilai tambah tinggi. "Ini merupakan upaya perusahaan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan perusahaan di masa depan, dan senantiasa meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas," ujar Roongrote.

Terkait kinerja SCG di ASEAN (kecuali Thailand), pendapatan dari penjualan di kuartal II-2018 mengalami pertumbuhan sebesar 15 persen y-o-y, senilai 13,068 triliun (941 juta dollar AS. Per 30 Juni 2018, total aset SCG mencapai 254,368 triliun rupiah (17.811 juta dollar AS), sedangkan total aset SCG di ASEAN (kecuali Thailand) sebesar 63,390 triliun rupiah (4.439 juta dollar AS), dimana 25 persen berasal dari total konsolidasi aset SCG.

Sedangkan kinerja SCG di Indonesia pada kuartal II-2018 tercatat memiliki total aset 21,269 triliun (1.489 juta dollar AS). Selain itu, pendapatan dari penjualan di Indonesia sebesar 3,075 triliun (221 juta dollar AS) yang mencakup penjualan dari operasional di dalam negeri dan impor dari Thailand.

SCG juga baru saja mengakuisisi 29 persen saham PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP), perusahaan ritel modern terkemuka di Indonesia yang menjual produk bahan bangunan dan rumah tangga dengan label "Mitra10".yok/AR-2

Baca Juga: