BEIJING - Lima puluh tiga orang meninggal dalam insiden bangunan ambruk di Tiongkok tengah, otoritas setempat melaporkan misi penyelamatan diakhiri, Jumat (6/5). Musibah tersebut akibat dari konstruksi ilegal.

Dilansir Channel News Asia, Jumat (6/5), bangunan komersial di kota Changsa Tiongkok roboh pada Jumat minggu lalu, upaya menyelamatkan para korban dari puing dan besi bangunan memakan waktu lebih dari enam hari.

"Upaya pencarian dan penyelamatan korban di bangunan Changsa yang roboh sudah selesai," demikian siaran televisi pemerintah CCTV mengutip pernyataan para pejabat.

"Orang-orang yang terjebak di lokasi kecelakaan tersebut telah ditemukan semua … 10 orang selamat dan 53 orang meninggal."

Kesepuluh orang ditarik dalam kondisi selamat dari puing-puing bangunan pada Kamis tengah malam. Mereka tertimbun puing hampir enam hari, media melaporkan .

Pejabat tinggi Partai Komunis Changsa Wu Guiying meminta para pejabat meminta maaf atas kejadian kecelakaan tersebut dan memberi hormat untuk mengenang para korban saat pertemuan Jumat.

CCTV melaporkan, para pejabat menyatakan permohonan maaf yang tulus kepada masyarakat dan mengekspresikan dukacita mendalam kepada seluruh keluarga korban. Wu menyatakan kesedihan yang luar biasa dan menyalahkan diri.

"Para pejabat akan bekerjasama secara penuh dengan departemen di atasnya untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan … dan memberikan penjelasan kepada seluruh masyarakat," kata Wu.

Pada Kamis malam, korban masih 26 orang.

Bangunan yang ambruk terdiri dari apartemen, hotel dan bioskop. Bangunan rata dengan tanah yang menyisakan lubang menganga di jalanan Changsa yang padat menciptakan puing dan serpihan balok-balok bangunan.

Seorang wanita yang selamat selama hampir 88 jam tertimbun puing mengatakan kepada CCTV, ia sedang belajar di ranjangnya saat kejadian. Ia bertahan untuk tetap tersadar dengan mengandalkan sedikit air dan selimut agar tetap hangat.

Tim penyelamat akhirnya menemukan para korban dalam kondisi hidup dengan bantuan anjing pelacak, life detector, dan drone sembari berteriak-teriak dan mengetuk-ngetuk para korban, menurut kantor berita Xinhua.

Sebelas Orang Ditahan

Sebelas orang termasuk pemilik bangunan dan tim inspeksi keamanan telah ditahan terkait ambruknya bangunan. Termasuk dua orang yang diduga melakukan pergantian bangunan secara ilegal, demikian otoritas Changsa.

Para pejabat telah menduga para surveyor memalsukan audit keamanan bangunan tersebut.

Media pemerintah mengidentifikasi bangunan tersebut sebagai bangunan pemukiman swasta, artinya dibangun oleh individu atau perusahaan, tidak didanai pemerintah.

Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Perdesaan pada Minggu mengumumkan inspeksi keamanan dilakukan untuk perumahan swasta di seluruh negeri.

Minggu lalu, Presiden Xi Jinping memerintahkan investigasi menyeluruh penyebab runtuhnya bangunan. Hal ini mengindikasikan betapa seriusnya peristiwa tersebut.

Ambruknya bangunan merupakan hal biasa di Tiongkok dikarenakan lemahnya standar konstruksi dan keamanan, seperti juga korupsi yang dilakukan para pejabat yang bertugas.

Pada Januari, sebuah ledakan yang dipicu oleh bocornya gas telah meluluh lantakkan bangunan di sebelah barat daya kota Chongqing. Insiden tersebut menewaskan 16 orang.

Dua puluh lima orang juga meninggal pada Juni 2021 ketika ledakan gas menghancurkan bangunan pemukiman di pusat kota Shiyan.

Baca Juga: