MAGELANG - Penataan kawasan Borobudur terus dipercepat. Tidak hanya kawasan sekitar candi, daerah pinggiran juga menjadi perhatian. Salah satu fokus utama adalah penataan pasar-pasar tradisional. Setidaknya, dua pasar tradisional disiapkan untuk ditata ulang agar lebih baik dan menarik. Dua pasar itu adalah Pasar Prembulan di Desa Tegalarum dan Pasar Ikan Ngrajek di Desa Ngrajek.

"Ketika Borobudur ditetapkan sebagai kawasan wisata dunia, maka suporting kawasannya harus dilakukan. Pemerintah pusat sudah memberikan dukungan-dukungannya maka saya ingin ikut mensuport dari sisi ekonomi rakyatnya," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat menijau langsung pasar tradisional agar dapat dikembangkan di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (16/7).

Potensi dua pasar tradisional itu sangat besar. Sebab, di sekitar pasar sudah berdiri Balkondes yang dapat dijadikan tempat penginapan turis serta fasilitas lain seperti kampung kerajinan dan sebagainya. Menurutnya, masyarakat kecil seperti pedagang pasar tradisional banyak yang belum tersentuh. Untuk itu, diperlukan upaya sentuhan dari pemerintah agar pembangunan merata.

"Di pasar tradisional yang saya kunjungi ini, diharapkan ke depan lebih tertata, lebih bagus dan menjadi destinasi wisata baru. Yang mau kulineran di sini, lihat pembibitan ikan atau mau beli aneka sayuran dan kerajinan di pasar Prembulan tadi," katanya.

Phaknya akan melakukan penataan. Nantinya, design pasar-pasar tradisional itu akan dibuat lebih bagus sehingga wisatawan tertarik berkunjung. Pasar tradisional di sekitar Borobudur harus bersih, tertata dan menarik. Tidak hanya menjual sayuran saja, tapi kerajinan masyarakat juga harus digerakkan.

"Artinya tidak hanya di Borobudur saja, mereka yang datang ke sana hanya jalan-jalan, tapi kalau mau belanja, kulineran ya di sini. Maka kalau Borobudur dihidupkan sebagai satu destinasi besar maka yang di pinggir-pinggir ini mendapat cipratan rejeki," kata dia.

Menurut siaran persnya, salah satu pedagang di Pasar Prembulan, Marsinah, mengatakan senang mendapat kabar bahwa pasar tempatnya berjualan sejak puluhan tahun akan ditata. "Nggeh remen sanget (ya senang sekali). Kersane rame (biar tambah ramai)," katanya.

Setiap hari di pasar itu hanya didatangi warga sekitar untuk membeli kebutuhan sembako. Apabila pasar ditata dan diperbaiki, maka tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke tempat itu. "Biasane ya lumayan, tapi saiki sepi mergo korona (sekarang sepi akibat Covid-19). Mugo-mugo ndang ditoto (semoga cepat ditata) ben tambah rame (biar tambah ramai pembeli)," ujar dia.

Kepala DPU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng, Hanung Triyono mengatakan, rencana penataan pasar-pasar tradisional itu akan dimulai tahun depan. Anggaran sebesar 30 miliar rupiah sudah disiapkan untuk keperluan itu.

"Rinciannya untuk Pasar Ikan Ngrajek sebesar 10 miliar rupiah dan Pasar Prembulan 20 miliar rupiah. Jadi anggaran itu nantinya untuk menata pasar agar lebih bagus. Nantinya tidak hanya menjual sayuran, di pasar itu juga akan digunakan untuk menjual aneka kerajinan tangan dari masyarakat," ujar dia. mar/N-3

Baca Juga: