JAKARTA - Larangan mudik lebaran tahun ini membawa berkah bagi perekonomian DKI Jakarta dan daerah sekitarnya. Kondisi tersebut diharapkan dapat berimbas terhadap pemulihan ekonomi dalam negeri mengingat kontribusi Jakarta terhadap perekonomian nasional di kisaran 15-20 persen.

Mengutip laporan dari Bank Indonesia (BI), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan selama periode Lebaran 2021/ Idul Fitri 1442 Hijriah terjadi penarikan uang tunai sebesar 34,8 triliun rupiah oleh masyarakat di wilayah Jabodetabek.

"Khusus Jabodetabek, BI mencatat penarikan dana tunai naik 61 persen atau 34,8 triliun rupiah, dan ini lebih tinggi dibandingkan nasional," kata Airlangga, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/5).

Sedangkan, jumlah uang beredar selama momentum Lebaran secara nasional, katanya, mencapai sebesar 154,5 triliun ruppiah. Jumlah itu meningkat 41,5 persen dibandingkan 2020.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kebutuhan uang kartal periode Idul Fitri 2021 sebesar 152,14 triliun rupiah atau meningkat 39,33 persen secara tahunan (year on year/ yoy) dibandingkan realisasi penarikan pada posisi yang sama tahun lalu sebesar 109,20 triliun rupiah.

Gerakkan Ekonomi

Lonjakan likuiditas di Jakarta tersebut ditengarai sebagai dampak dari larangan mudik dari pemerintah pada 6-17 Mei lalu. Kondisi ekonomi yang mulai membaik ditambah peningkatan jumlah perusahaan yang memiliki kemampuan membayar tunjangan hari raya (THR) serta cairnya THR untuk ASN, TNI-Polri dan pensiunan, membuat daya beli masyarakat meningkat.

"Biasanya uang ini akan mengalir ke daerah tujuan mudik, namun karena larangan mudik yang sangat ketat maka uang tersebut berpotensi akan beredar di Jakarta dan sekitarnya," kata Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang dalam keterangan tertulis di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sarman mengatakan warga Jakarta yang tidak pulang kampung akan ramai mengunjungi mal, hotel, restoran, kafe, pusat hiburan/ wisata seperti Ancol, TMII, KB Ragunan, Monas, Kota Tua dan Kepulauan Seribu dan kawasan lain sekitar Bodetabek. Hal itu akan mendorong transaksi ekonomi yang signifikan yang akan menggairahkan perekonomian Jakarta dan sekitarnya.

Sarman mengungkapkan setiap tahun biasanya sekitar 7 juta orang atau setara 2,5 juta keluarga warga Jabodetabek mudik ke kampung halaman dan mengalirkan uang ke daerah mencapai 10 triliun rupiah.

Namun, tahun ini keluarga di kampung hanya menerima kiriman uang lebaran karena adanya larangan mudik. Untuk mengisi liburan Idul Fitri tahun ini, warga Jabodetabek akan mengunjungi berbagai tempat santai bersama keluarga dan diperkirakan terjadi perputaran uang 1,25 triliun rupiah dengan asumsi per keluarga membelanjakan paling sedikit 500 ribu rupiah selama liburan.

Baca Juga: