Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, merupakan salah satu tempat yang menampung dan menangani para pasien Covid-19. Daya tampungnya melebihi kapasitas rumah sakit pada umumnya.
Sebanyak 854 pasien menjalani rawat inap di RSD Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, hingga pukul 08.00 WIB pada Jumat (15/5). Jumlah keseluruhan pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit dadakan tersebut meliputi 539 pria dan 315 wanita. Sementara itu, dari total keseluruhan tersebut, terdapat 741 pasien positif virus korona. Kemudian, pasien berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) 65 orang dan pasien berstatus orang dalam pemantauan (ODP) 48 orang.
RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran telah beroperasi sejak pukul 17.30 WIB, Senin (23/3). Dari lokasi tersebut, terdapat dua lantai yang dijadikan rumah sakit dadakan, yakni tower VII yang saat ini telah beroperasi dan mampu menampung 1.700 orang. Kemudian, tower VI yang mampu menampung 1.300 pasien. Dengan begitu, RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran dapat menampung 3.000 pasien dari dua lantai tersebut.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait bagaimana menangani pasien Covid-19, Koran Jakarta mewawancarai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, Laksamana Madya Yudo Margono. Berikut ini kutipan wawancaranya.
Bagaimana selama ini penanganan para pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet?
Selama ini, penanganan pasien disesuaikan dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan baik kepada pasien dengan status positif Covid, PDP maupun ODP.
Sudah beberapa bulan berjalan, apakah kendala yang dihadapi RSD Wisma Alet dalam menangani pasien?
RSD Wisma Atlit mulai beroperasi 23 Maret 2020 sampai sekarang, kami tidak mengalami kendala dalam menangani setiap pasien.
Bagaimana perasaan Bapak saat pertama kali menerima amanat untuk bertugas sebagai kepala Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet?
Saya bukan kepala rumah sakit, tapi Pangkogabwilhan 1 ditunjuk sebagai pengendali dan koordinator 4 Kogasgabpad (komando tugas gabungan terpadu) yang dibentuk oleh Mabes TNI, yaitu Kogasgabpad Wisma atlit, Kogasgabpad P. Galang, Kogasgabpad Natuna, dan Kogasgabpad Sebaru, serta penanganan ABK kapal dan jemaah tabliq dari LN.
Pengalaman saya dalam menangani pasien dari Wuhan di Natuna dan di Sebaru dapat digunakan sebagai referensi untuk penanganan di Wisma Atlet maupun di P Galang.
Seperti apa kondisi infastruktur Wisma Atlet saat pertama kali difungsikan sebagai rumah sakit darurat?
Pada saat peninjauan lokasi, kondisi infrastruktur Wisma Atlet dinilai cukup baik dan memadai untuk menampung para pasien rawat inap, hanya untuk ruangan ICU & HCU saat itu masih perlu penyempurnaan.
Fasilitas apa saja yang ditambah untuk memenuhi standar rumah sakit?
Untuk saat ini, sejumlah fasilitas yang perlu ditambah seperti ruang IGD, ruang HCU dan ruang ICU. Selain itu, untuk ruang rawat inap cukup memadai karena setiap ruangan di desain untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien.
Berapa lama proses renovasi Wisma Atlet saat itu?
Berdasarkan informasi dari Corporate Secretary PT Adhi Karya Tbk, waktu dan pelaksanaan pembangunan adalah 37 hari kalender. Untuk merenovasi Wisma Atlet sebagai RSD Covid-19.
Apakah fasilitas tempat yang tersedia saat ini masih dapat menampung pasien?
Kalau kami lihat masih sangat cukup karena Gedung Wisma Atlet memiliki tujuh tower yang masing-masing tower mampu menampung 2.600 pasien. Saat ini baru satu tower yang digunakan yaitu tower 7 yang saat ini menampung 810 pasien rawat inap.
Apakah pihak rumah sakit juga menyediakan ruangan baru apabila jumlah pasien setiap harinya terus bertambah? Gedung mana lagi yang difungsikan sebagai ruang rawat inap?
Kami sudah menyiapkaan 3 tower yaitu tower 4, 5, dan tower 6 yang mampu menampung 7.800 pasien.john abimanyu/P-4