Penanganan kanker di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) kini lebih komprehensif, karena menggunakan pendekatan multidisiplin. Dalam prosesnya, melibatkan 6 ahli sekaligus yaitu Ahli Onkologi Medis, Ahli Onkologi Radiasi, Ahli Bedah Onkologi, Perawatan Onkologi, Ahli Gizi dan Psikolog.

JAKARTA - Penanganan kanker di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) kini lebih komprehensif, karena menggunakan pendekatan multidisiplin. Dalam prosesnya, melibatkan 6 ahli sekaligus yaitu Ahli Onkologi Medis, Ahli Onkologi Radiasi, Ahli Bedah Onkologi, Perawatan Onkologi, Ahli Gizi dan Psikolog.

"Tim Kanker Multidisiplin ini akan bertemu secara teratur guna membahas kasus pasien dan rencana perawatan yang dipersonalisasi," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Hematologi & Onkologi Medik RSPP, Alvin T Harahap, di Jakarta, Jumat (29/3).

Alvin mengatakan, tim juga akan memantau kemajuan pasien dan membuat penyesuaian pada rencana perawatan. Serta memberi dukungan dan informasi kepada pasien dan keluarganya.

Dia menambahkan, proses tersebut membuat penanganan pasien kanker akan lebih komprehensif dan terkoordinasi. Karena akses ke berbagai macam keahlian, maka pengambilan keputusan menjadi lebih baik.

"Diharapkan terjadi peningkatan hasil dan kualitas hidup pasien kanker. Karena pasien terhindar dari stress yang berlebihan akibat penanganan yang tidak optimal," jelasnya.

Penuaan Penduduk

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri, Kuntjoro Harimurti, mengatakan, kanker merupakan salah satu penyakit yang kerap terjadi pada Lansia. Selain itu, ada pula berbagai penyakit lain berisiko terhadap lansia antara lain diabetes/kencing manis, pengapuran sendi, penyakit jantung koroner, stroke, pengeroposan tulang/osteoporosis, dan dementia.

"Di Indonesia ini menjadi risiko karena akan mengalami ageing population atau penuaan populasi penduduk di mana pada tahub 2035 ada 48,2 juta jiwa," ucapnya.

Dia menekankan, pelayanan kesehatan bagi lansia mesti komprehensif tidak hanya masalah fisik-medik, namun juga psikis, kognitif, gizi, kemampuan beraktivitas, dan aspek sosial. Layanan juga harus holistik mulai dari promosi kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, hingga rehabilitasi pascasakit.

"Layanan harus juga multidisiplin melibatkan berbagai tenaga kesehatan: dokter & dokter spesialis, perawat, ahli gizi, fisioterapis, ahli farmasi. Terakhir, pelayanan mesti berorientasi pada pasien," katanya.

Baca Juga: