Ada teori yang mengejutkan tentang mengapa bahasa Yunani perlu memiliki vokal tertulis.

Alphabet yang digunakan saat ini merupakan turunan dari alphabet Yunani. Orang Yunani sendiri mengadopsi versi alfabet Semitik barat ketika mereka berinteraksi dengan masyarakat Fenisia dan Ibrani di Kanaan, kita-kira pada tahun 1100 dan 800 sebelum masehi.

Orang Yunani membawa alfabet "pinjaman" berupa 22 huruf konsonan tanpa vokal. Bagi orang Yunani, alfabet Semit tersebut belum cukup memadai untuk mengakomodasi percakapan dalam bahasa mereka yang memiliki banyak variasi suara.

Orang Yunani juga membutuhkan vokal yang tidak dimiliki dalam alfabet pinjaman itu. Dalam bahasa Inggris, di antara bahasa-bahasa lainnya, orang dapat membaca apa yang ditulis dengan cukup baik bahkan tanpa vokal.

Ada teori yang mengejutkan tentang mengapa bahasa Yunani perlu memiliki vokal tertulis. Salah satu teori yang berkembang adala orang Yunani membutuhkan vokal untuk menyalin puisi heksametrik, jenis puisi dalam epos Homer: The Iliad dan The Odyssey.

Meskipun orang Yunani mungkin dapat menemukan beberapa kegunaan untuk sekitar 22 konsonan, vokal sangat penting, jadi, dengan akal sehat, mereka menugaskan kembali huruf-hurufnya. Jumlah konsonan dalam alfabet yang dipinjam kira-kira cukup untuk kebutuhan orang Yunani akan bunyi konsonan yang dapat dibedakan, tetapi rangkaian huruf Semit mencakup representasi untuk bunyi yang tidak dimiliki orang Yunani.

Mereka mengubah empat konsonan Semit, Aleph, He, Yod, dan Ayin, menjadi simbol untuk bunyi vokal Yunani "a", "e", "i", dan "o".

Ketika orang Yunani kemudian menambahkan huruf ke alfabet, mereka biasanya meletakkannya di akhir alfabet, mempertahankan semangat urutan Semit. Memiliki urutan yang tetap memudahkan untuk menghafal serangkaian huruf.

Jadi, ketika mereka menambahkan vokal "u", mereka meletakkannya di akhir. Vokal panjang kemudian ditambahkan atau membuat vokal panjang dari huruf-huruf yang sudah ada.

Karena bahasa yang digunakan di berbagai daerah di Yunani bervariasi, alfabet pun demikian. Setelah Athena kalah dalam Perang Peloponnesos dan kemudian menggulingkan kekuasaan tiga puluh tiran, Athena membuat keputusan untuk menstandarisasi semua dokumen resmi dengan mewajibkan alfabet Ionik yang terdiri dari 24 karakter.

Kewajiban penggunaan alphabet Ionik ini terjadi pada tahun 403/402 SM di bawah pemerintahan agung Euclides, berdasarkan dekrit yang diajukan oleh Archinus. Alfabet inilah yang menjadi bentuk dari alphabet Yunani yang dominan. hay/I-1

Baca Juga: