Pemulihan Museum Nasional Akan Libatkan Ahli dari AS

JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, mengatakan pemulihan Museum Nasional Indonesia (MNI) akan melibatkan ahli konservasi dari Amerika Serikat (AS).

"Program pemulihan MNI direncanakan untuk turut melibatkan ahli konservasi asal AS yang akan berkolaborasi dengan tim ahli di Indonesia," ujar Hilmar, di Jakarta, Rabu (22/11).

Dia menerangkan, pertemuan bilateral tersebut menandakan momen bersejarah, khususnya untuk peningkatankemitraan strategis di bidang pendidikan dan kebudayaan. Kedua presiden membahas komitmen AS bekerja sama dengan the Smithsonian's National Museum of Asian Art untuk turut mendukung upaya pemulihan Museum Nasional Indonesia (MNI) usai kebakaran pada bulan September lalu.

Hilmar menambahkan, perwakilan dari Tracing Patterns Foundation dari AS telah mengunjungi Museum Nasional Indonesia. Mereka akan melakukan diskusi serta koordinasi bersama dengan Tim Penanganan Unit Museum Nasional, khususnya mengenai manajemen koleksi pasca-bencana.

"Kunjungan ini merupakan survei singkat, membuka jalan bagi kerja sama dan kolaborasi yang lebih luas oleh antara tim ahli Indonesia bersama dengan tim Tracing Patterns Foundation pada tahun mendatang," jelasnya.

Hilmar mengatakan, Tracing Patterns Foundation adalah sebuah komunitas akademisi dan para ahli internasional. Mereka berkontribusi dalam membangun sebuah kumpulan penelitian tentang praktik tradisional yang terkait dengan serat dan tekstil di seluruh dunia.

Dia melanjutkan, kunjungan dan perencanaan kerja sama bersama dengan Tim Tracing Patterns Foundation ini sejalan juga dengan nota kesepahaman (MoU) dengan National Museum of Asian Art, Smithsonian Institution pada awal bulan November ini. Di mana MoU dengan lembaga permuseuman ternama dunia tersebut akan banyak memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM dan pertukaran pengetahuan.

"Kedua program kolaborasi ini turut dibahas pada pertemuan antarpresiden. Tujuannya adalah untuk peningkatan SDM permuseuman dan pertukaran pengetahuan atau knowledge transfer," katanya.

Hilmar menilai, Indonesia dapat meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam praktik-praktik pengelolaan museum, seperti peningkatan kapasitas dan kualitas praktik museum serta kolaborasi penelitian dan pameran. Di sisi lain, AS juga akan meningkatkan pemahamannya terhadap wawasan sejarah dan budaya Indo-Pasifik, khususnya Indonesia.

"Komitmen antara Indonesia dan AS ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya yang lebih berkelanjutan," tandasnya.

Baca Juga: