TANGEEANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berkomitmen terus mendukung para pelaku usaha gunamempercepatpemulihan ekonomi pascapandemi, termasuk melibatkan mereka berbagai kegiatan dan festival.Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah,di Tangerang, Sabtu, mengatakan berbagai program telah diluncurkan sebagai langkah meningkatkan produktivitas dan daya saing para pelaku usaha, terutama UMKM.

Berbagai program pemulihan ekonomi tersebut tentunya juga melibatkan peran serta dukungan dari banyak pihak salah satunya adalah dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Karena itu, Wali Kota menyampaikan apresiasi kepada BRI atas sinergi dan kerja samadengan PemkotTangerang sehingga dapat melahirkan berbagai program serta inovasi dalam membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat.

"Kami atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang mengucapkan terima kasih serta apresiasi kepada BRI" jelasnya.

Selama ini melalui program-program inovatifnya terus membantu pertumbuhan ekonomi yang ada di Kota Tangerang. Arief mengatakan ini usai pembukaan Pesta Rakyat Simpedes yang diselenggarakan oleh BRI Regional Office Jakarta 3 di Lapangan Alun-Alun Ahmad Yani Kota Tangerang, Sabtu (15/10).

Bahkan menurut laporan, lanjut Arief, banyak UMKM yang menerima manfaat dari program-program pembiayaan yang mendorong pertumbuhan UMKM di Kota Tangerang.

"Apalagi kaitannya dengan Kredit Usaha Rakyat atau KUR yang terus difasilitasi BRI ini. Laporan terakhir dari rekan-rekan perbankan sudah disalurkan kurang lebih 600 miliar untuk bantuan KUR," katanya.

Lebih lanjut, Wali Kota Arief berharap gelaran Pesta Rakyat Simpedes ini dapat membangkitkan kembali geliat perekonomian masyarakat Kota Tangerang. "Kita harapkan seluruh masyarakat dapat antusias menjadi bagian dari pesta rakyat ini sehingga dapat mendorong perekonomian dan aktivitas sosial masyarakat seperti sedia kala," kata dia.

Kerdil

Masih terkait masalah ekonomi rakyat, hingga kini banyak warga miskin. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan anak karana kemiskinan. Tak heran jumlah anak kerdil. Di Banten masih tinggi. MenurutNadan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka prevalensi kekerdilan atau stunting yang terjadi pada anak di wilayah Provinsi Banten telah mencapai 24,5 persen.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN Dr. Drs. Lalu Makripuddin di Tangerang, Sabtu, mengatakan bahwa angka sebesar 24,5 persen anak penderita stunting tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan data nasional yang hanya mencapai 24,1 persen.

Baca Juga: