“Ada dua alasan, karena kondisi mereka masih labil (masih pencarian identitas diri) juga para pemuda dan pelajar dapat juga dijadikan regenerasi yang menjanjikan untuk terus beroperasinya gerakan kelompok radikal terorisme."

TANJUNG SELOR - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut pemuda dan pelajar menjadi target dan sasaran penyebaran radikalisme, yakni dengan dua alasan utama karena kondisi mereka dianggap labil dan untuk regenerasi bagi kelompok radikal terorisme.

"Ada dua alasan, karena kondisi mereka masih labil (masih pencarian identitas diri) juga para pemuda dan pelajar dapat juga dijadikan regenerasi yang menjanjikan untuk terus beroperasinya gerakan kelompok radikal terorisme," kata Sub Direktorat Pengamanan Lingkungan BNPT Setyo Pranowo di Tanjung Selor, Kamis (6/7).

Hal itu ia kemukakan sebagai landasan melibatkan 50 guru kelas, guru mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/sekolah sederajat dalam giat "Camping Keberagaman" dalam pencegahan radikal terorisme di Kalimantan Utara.

Ia menjelaskan bahwa kini penyebaran paham radikalisme di kalangan pemuda dan pelajar terus digencarkan kelompok radikal terorisme, terutama melalui media sosial.

"Mencermati kondisi ini, maka dapat dikatakan bahwa pemuda atau pelajar serta media sosial merupakan dua point strategis dalam transformasi paham dan perekrutan anggota kelompok radikal," ujar dia.

Kelompok paham kekerasan itu, katanya selalu mengincar kelengahan guru, tenaga pengajar, masyarakat dan pemerintah untuk mempengaruhi pemuda atau pelajar dan menguasai media sosial sebagai sarana mereka.

BNPT melalui Direktorat Pencegahan, Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat mengajak para guru dan tenaga pengajar seluruh Indonesia, khususnya Kaltara untuk mewaspadai gerakan ini baik internal di sekolah maupun eksternal di lingkungan warga.

Baca Juga: