Banjarmasin - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melakukan panen tanam padi sistem apung tahun 2024 yang berhasil di Desa Jejangkit Kabupaten Barito Kuala (Batola).

"Terbukti hari ini dengan ubinan 1,3 bisa menghasilkan kurang lebih 6,9 ton per hektare tanam padi sistem apung," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman di Batola, Rabu.

Menurut dia, program tanam padi apung ini merupakan solusi bagi para petani jika mengalami banjir atau kekurangan lahan, karena dapat dilakukan penanaman secara mengapung tanpa membuka banyak lahan.

"Pembuktian ini menyatakan bahwa petani kita bisa. Ini lahan rawa, bisa dimanfaatkan di belakang rumah maupun disamping rumah," ungkapnya.

Syamsir mengucapkan terima kasih ke para petani padi apung yang telah berhasil memanen padinya.

Menurut dia, semua itu karena kegigihan dan semangat dari petani padi apung.

"Kepada yang belum nanti akan kita bimbing agar bisa berhasil. Ini juga sekaligus menjawab bahwa program padi apung tetap jalan terus tidak pernah dihentikan," ujarnya.

Syamsir menyampaikan, dalam program ini jika terjadi satu, dua hingga tiga kali gagal wajar, namun semangat harus tetap tinggi hingga berhasil.

Sementara itu, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementerian Pertanian RI yang hadir pada panen padi apung tersebut, Bustanul Arifin Caya mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kalsel dengan program padi apungnya yang telah berhasil dipanen.

"Program ini mampu mendukung produksi pangan kita karena diketahui saat ini kita dalam kondisi darurat pangan. Jadi, apapun itu kita lakukan untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani," katanya.

Selain di Kabupaten Barito Kuala, Pemprov Kalsel juga memberikan bantuan program penanaman padi apung di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Utara.

Baca Juga: