Proklim menjadi bagian dari komitmen Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim global. Ini khususnya peran dari masyarakat umum secara luas.

JAKARTA - Sebanyak 47 rukun warga (RW) Jakarta berhasil meraih penghargaan dalam Program Kampung Iklim (Proklim) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. "Ini menjadi bukti bahwa warga Jakarta peduli terhadap lingkungan untuk meminimalkan emisi karbon," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto, Rabu (25/10).

Menurutnya, penghargaan ini hasil kerja keras seluruh warga Jakarta. Mereka selama ini aktif memelihara lingkungan agar selalu nyaman. Asep memaparkan, penerima trofi Proklim Lestari adalah RW 06 Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran (Jakarta Pusat) dan RW 03 Kelurahan Rajawati, Kecamatan Pancoran(Jakarta Selatan).

Kemudian penerima trofi Proklim Utama adalah RW 05 Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu. Sedangkan penerima sertifikat partisipasi Proklim Utama sebanyak 14 RW. Ada satu penerima sertifikat partisipasi Proklim Pratama. Selanjutnya, penerima sertifikat partisipasi Proklim Madya sebanyak 29 RW.

Asep menjelaskan bahwa Proklim menjadi program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dilakukan di tingkat kampung atau RW. Mitigasi perubahan iklim merupakan upaya untuk mengurangi dampak dan risiko akibat perubahan iklim. Selain itu, juga meminimalkan bencana iklim.

Adapun mitigasi perubahan iklim dilakukan dengan pengelolaan limbah padat dan cair. Kemudian, penggunaan energi terbarukan, pengolahan budi daya pertanian dan tutupan vegetasi (kebun). Salah satu pengelolaan limbah padat dan cair yang sudah dilakukan antara lain menabung di bank sampah. Lalu, mengolah sampah organik melalui komposting dan maggot. Ada juga pengumpulan minyak jelantah.

Lebih jauh Asep mejelaskan, penggunaanenergi terbarukan seperti memakai lampu LED dan solar cell. Ada juga budi daya pertanian rendah emisi gas rumah kaca. Ini ditempuh dengan memanfaatkan pupuk organik dan meningkatkan tutupan vegetasi dengan memperbanyak penghijauan.

Bentuk Apresiasi

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, mengatakan, penghargaan Proklimmerupakan salah satu bentuk apresiasi atas aksi nyata masyarakat dalam berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca. Selain itu mendorong terwujud ketahanan iklim di berbagai bidang kehidupan tingkat bawah.

"Proklim ini menjadi bagian dari komitmen Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim global. Ini khususnya peran darimasyarakat umum secara luas," jelas Siti.

Lebih jauh Asep mengutarakan, Pemerintah Provinsi Jakarta mengarahkan seluruh kelurahan dan RW membentuk Kampung Iklim demi meminimalkan dampak negatif perubahan iklim. "Semua kelurahan dan RW harus berorientasi Kampung Iklim. Kami siap memfasilitasi agar seluruh RW rendah emisi karbon," jelas Asep.

Asep menjelaskan, warga Jakarta perlu memahami persoalan adaptasi perubahan iklim dilakukan dengan aksi memanen air hujan dengan memperbanyak Penampungan Air Hujan (PAH). Selain itu, peresapan air melalui lubang resapan biopori, penghematan air, dan pengendali banjir.

Lalu, peningkatan ketahanan pangan dengan memperbanyak gang hijau, tanaman produktif, dan kolam gizi. Ada juga program pengendalian penyakit terkait iklim dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat, memantau jentik nyamuk, sanitasi, serta penyediaan air bersih.

"Dalam pelaksanaannya, Proklim memberikan dampak baik untuk kampung-kampung maupun masyarakat yang terlibat. Kampung menjadi nyaman, sejuk, dan lebih tertata karena dilakukan penghijauan seluruh area," ujar Asep.

Baca Juga: