JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatur tata pamer koleksi di museum agar menjadi lebih ramah pengunjung sekaligus menghilangkan kesan kuno pada gedung yang sebagian merupakan cagar budaya tersebut.


"Beberapa museum sekarang itu tata pamernya harus lebih 'friendly'. Jadi masuk museum tuh tidak seperti masuk rumah kuno," kata Ketua Subkelompok Sejarah dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Bayu Niti Permana di Jakarta, Minggu (28/7).
Sejumlah museum di bawah naungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang sudah diatur tata pamernyaantara lain Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Joang '45 dan Museum Bahari.
"Sudah ada tata pamernya, ada alur kunjungannya. Museum Bahari sudah sebagian, masih mempertahankan klasiknya," ujar Bayu.
Saat ini, Pemprov DKI mengatur tata pamer Museum Wayang dan menambahkan teknologi imersif pada salah satu ruangan museum tersebut.

DKI juga dijadwalkan mengatur tata pamer Museum Betawi namun belum dapat dipastikan waktunya.
Adapun sejumlah museum di Jakarta yang sudah memiliki tata pamer yang baik antara lain Museum Bank Indonesia (BI), Museum Macan dan Museum Batik Indonesia yang berada di bawah naunganIndonesian Heritage Agency(IHA).
"Museum BI termasuk ideal untuk kelas kita, Museum Macan lebih oke lagi, memang punya pangsa pasar sendiri untuk lokasi swafoto karena koleksi berganti cepat, lalu ruangnya besar dan banyak," kata dia.
Bayu mengatakanpengaturan tata pamer membutuhkan sentuhan tangan pihak swasta dan kalangan akademisi, misalnya, terkait teknologi yang bisa diterapkan dan desain interior. Suasana museum, kata dia, harus bisa menginspirasi dan bahkan menggali memori.
"Kami harapkan dari teman-teman universitas bisa membantu memberikan pencerahan untuk teman-teman di museum. Misalnya, desain dan teknologi baru. Apalagi kalau kuratornya canggih," kata Bayu.

Baca Juga: