“Saya ingin rapatkan bersama pejabat-pejabat yang menangani data. Ini termasuk juga untuk mengundang lintas sektoral ke Badan Pertanahan Nasional yang memiliki sistem baru," jelas Heru.

JAKARTA - Berita peretasan data nasional mulai mencemaskan Pemprov Jakarta. Untuk itu,Penjabat Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, akan mengumpulkan jajarannya yang menangani data untuk memastikan keseluruhan data Pemerintah Provinsi Jakarta aman.

Hal ini dikatakan Heru terkait gangguan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang menyebabkan terganggunya sejumlah layanan masyarakat sejak 20 Juni. "Saya ingin rapatkan bersama pejabat-pejabat yang menangani data. Ini termasuk juga untuk mengundang lintas sektoral ke Badan Pertanahan Nasional yang memiliki sistem baru," jelas Heru.

Dia mengatakan ini, usai menghadiri acara sembako murah di RPTRA Pulo Gundul, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (1/7). Dalam rapat tersebut dia juga akan mengundang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

Heru menyebutkan, Pemprov juga sudah mengundang Dukcapil untuk wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek) terkait pembahasan keamanan data di Jakarta. "Saya sudah mengundang Dukcapil Jabotabek," tandasnya. Menurutnya, Dirjen Dukcapil juga akan membahasnya. Dia berharap semua data masih aman.

Sebelumnya, Pemerintah menyebutkan gangguan yang terjadi pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang menyebabkan terganggunya sejumlah layanan masyarakat sejak 20 Juni akibat adanya serangan siber ransomware bernama Braincipher.

"Ransomware ini pengembangan terbaru dari ransomware lockbit 3.0. Jadi memang ransomware ini dikembangkan terus. Ini yang terbaru dari sample setelah dilakukan forensik," Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Letjen TNI Hinsa Siburian.

Hinsa menyebutkan bahwa pemerintah melalui koordinasi lintas lembaga antar Kementerian Kominfo, BSSN, Cyber Crime Polri dan Telkom Sigma saat ini terus menelusuri serangan siber tersebut. Langkah penanganan berupa investigasi dan digital forensik terus dilakukan dengan upaya maksimal agar serangan siber tersebut dapat diatasi.

Ransomware adalah varian malware berbahaya yang digunakan oleh peretas untuk mengunci akses ke data korban dan meminta uang tebusan untuk pemulihannya. Serangan ransomware di Indonesia tidak hanya menginfeksi komputer, tetapi juga menargetkan perangkat seluler dan Internet of Things.

Salah satu cara ransomware menyusup melalui pencurian data pribadi lewat email atau phising email. Setelah berhasil melakukan phishing, peretas mendapat akses ke jaringan internal. Dia lalu mengenkripsi data penting. Kemudian menguncinya minta korban untuk membayar uang tebusan.

Baca Juga: