Sebanyak 6.532 warga korban banjir mengungsi di 31 titik pengungsian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan pemerintah daerah akan melakukan operasi karbol untuk membersihkan rumah-rumah penduduk dari sisa-sisa kotoran atau lumpur banjir.


"Semua rumah dan sudut lingkungan akan dibersihkan dengan karbol agar tidak ada kuman dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Operasi karbol akan melibatkan petugas damkar (pemadam kebakaran)," tegas Anies saat mengunjungi RW 007, Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang dilanda banjir, Selasa (6/2).


Tim yang akan melaksanakan operasi karbol ini dipimpin langsung oleh wali kota. Setelah air surut, proses pembersihan sudah dilakukan, kemudian akan dilanjutkan dengan operasi karbol. "Sesudah selesai akan disemprot semua, ada branwir yang bantu bersihkan, sesudah itu baru disiapkan karbol, pastikan semua bersih sehat kembali," kata Anies.


Menurut Anies, di Kampung Melayu ada 261 warga yang mengungsi. Mereka diungsikan di kantor lurah, SDN, dan SMPN setempat. Ia memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi sementara ini serta layanan kesehatan terus bersiaga.


Menanggapi perintah gubernur itu, Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana, mengatakan operasi karbol itu segera dilakukan dalam waktu dekat.


"Segera kita lakukan saat air nanti benar-benar surut," kata Bambang saat meninjau warga Jalan Arus, Dewi Sartika.


Operasi karbol, lanjut Bambang, telah menjadi agenda rutin yang dilakukan terhadap permukiman yang terkena dampak banjir. Namun, akan lebih maksimal pengerjaannya saat kondisi air sudah benar-benar surut.


"Nanti saya koordinasikan dengan Sudin Kesehatan untuk karbolisasi. Tujuannya kan untuk menetralisasi bakteri-bakteri yang ada di lingkungan," ucap Bambang.


Biasanya, lanjut Bambang, penyakit yang menyerang setelah banjir itu salah satunya cikungunya dan kencing tikus atau penyakit leptospirosis. Pencegahan dilakukan dengan karbolisasi saat rumah akan kembali dihuni warga.


Dilarang Mengemis


Sementara itu, Kepala Perlindungan Sosial Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Tarmijo Damanik, meminta agar korban banjir yang menduduki trotoar tidak meminta-minta kepada pengguna jalan. Pada dasarnya, mereka akan mendapatkan bantuan juga dari Pemprov.


"Saya sudah bilang tadi ke mereka, jangan minta-minta. Mereka nanti dapat bantuan juga. Kalau mereka minta-minta gini, bikin macet jalanan di sini, tidak benar itu," kata Damanik di Jalan Dewi Sartika, Selasa, Jakarta Timur.


Warga yang mengungsi jumlahnya tidak terlalu banyak dibanding wilayah lain di Jakarta Timur. Total keseluruhan di Jalan Dewi sartika hanya sekitar 60-an jiwa termasuk anak kecil.


Sedangkan warga Kampung Pulo yang tempat tinggalnya terendam banjir terpaksa mengungsi ke tempat aman sejak Senin (5/2) malam. Salah satu tempat yang tersedia bagi warga yang ingin mengungsi adalah Rumah Susun (rusun) Jatinegara Barat. Ratusan warga Kampung Pulo menempati lantai dua gedung rusun yang merupakan ruang pertemuan.


Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, banjir menyebabkan 7.228 KK atau 11.450 jiwa terdampak banjir pada Selasa (6/2) siang. Banjir meliputi 141 RT dan 49 RW di 20 kelurahan pada 12 kecamatan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.


Sebanyak 6.532 jiwa mengungsi, tersebar di 31 titik pengungsian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. pin/nis/P-4

Baca Juga: