Pemerintah Kota (Pemkot) Palu kembali melaunching program Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT) di Kampung Keluarga Berkualitas, di Kelurahan Taipa, Kecamatan Palu Utara pada Selasa (12/9). Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan, seperti demo masak sehat atasi stunting yang digelar di Posyandu Anggrek, Jalan Malino, Kelurahan Taipa.

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, berharap, kegiatan ini menjadi program kerja sama antara pemerintah dengan elemen masyarakat. Ia juga mengingatkan kepada dinas terkait agar program "DAHSAT" harus terus berjalan, sehingga penguatan-penguatan harus terus dilakukan.

"Di samping itu juga, pastikan stunting di masing-masing wilayah terukur dengan baik agar menjadi target bagi Pemerintah Kota Palu," kata Hadi, dikutip dari laman resmi Instagram Pemkot Palu, Kamis (14/9).

"Pastikan terukur," tegasnya.

Hadi menjelaskan, tugas pemerintah adalah memberikan pendampingan dan memastikan masyarakat betul-betul terdampingi dengan baik.

"Masa kita keluarkan anggaran ratusan juta hingga miliaran, tapi hasilnya sama. Saya tidak mau," ucapnya.

Ia berharap agar semua komponen berkomitmen untuk terus menekan angka stunting di Kota Palu hingga di masa mendatang.

"Saya tidak mau dibilang kota kita, kota stunting. Walaupun wali kotanya stunting, jangan. Sudah cukup kita yang stunting, jangan lagi kita punya anak. Kita harus memperbaiki keturunan hari ini," ujar Hadi.

Lebih lanjut, kata Hadi, program "DAHSAT" harus berjalan, jangan hanya berharap partisipasi aktif masyarakat. Menurutnya, program "DAHSAT" tidak boleh jadi pengharapan pemerintah kepada masyarakat, tetapi masyarakat yang berharap kepada pemerintah.

"Tapi kalau masyarakat kemudian berkeinginan berkontribusi, itu silahkan," tandasnya.

Pemkot Palu juga memprioritaskan pemberian makanan tambahan kepada bayi di bawah dua tahun (baduta) sebagai bagian dari upaya percepatan penanganan stunting atau tengkes di daerah tersebut.

"Intervensi makanan tambahan bergizi sangat penting dilakukan guna mencegah potensi stunting dan memulihkan kondisi gizi anak terkena stunting," tutur Hadi.

Ia menjelaskan, program inovasi ini diluncurkan pada di 46 kelurahan secara bertahap, sebagai upaya Pemkot Palu memberikan layanan pemenuhan gizi terhadap anak dalam mendukung tumbuhan kembangnya. Menurut dia, program tersebut melibatkan partisipasi masyarakat, kader posyandu, tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP-PKK) pada masing-masing kecamatan dan kelurahan.

"Kolaborasi dibutuhkan dalam percepatan penanganan stunting, pemerintah sulit mewujudkan aksi konvergensi tanpa dukungan semua pihak di daerah ini," ujarnya.

Sebagai informasi, stunting adalah kondisi medis dan pertumbuhan yang terhambat pada anak-anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi, terutama pada masa pertumbuhan awal mereka, biasanya pada tahun-tahun pertama kehidupan.

Kondisi ini terjadi ketika anak tidak menerima nutrisi yang cukup, terutama protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal. Akibatnya, anak yang mengalami stunting akan memiliki tinggi badan yang jauh lebih pendek dari yang seharusnya pada usia tertentu, dan perkembangan fisik dan kognitifnya dapat terhambat.

Untuk mengatasi stunting, penting untuk memberikan nutrisi yang memadai kepada anak sejak awal kehidupan, memastikan akses ke air bersih, sanitasi yang baik, dan pendidikan tentang praktik gizi yang benar kepada orang tua dan komunitas. Upaya pencegahan dan intervensi yang tepat diperlukan untuk memutuskan lingkaran stunting yang dapat berdampak pada generasi selanjutnya. Stunting adalah masalah global yang perlu diperangi secara serius untuk memastikan anak-anak mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam hidup dan perkembangan mereka.

Baca Juga: