Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), tengah melakukan uji coba pengembangan padi local, Siporang, untuk ditanam di dataran rendah. Selama ini pada tersebut hanya dikembangkan di dataran tinggi.

SUMATERA UTARA - Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), tengah melakukan uji coba pengembangan padi local, Siporang, untuk ditanam di dataran rendah. Selama ini pada tersebut hanya dikembangkan di dataran tinggi.

Kadis Pertanian Tapanuli Selatan, Bismark Muaratua Siregar mengatakan, pengembangan uji coba adaptasi padi Siporang dilakukan melalui demplot bekerja sama dengan PT Agincourt Resources di Kecamatan Batang Toru yang memiliki ketinggian 75 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Demplot dataran rendah itu di lahan Kelompok Tani Aek Pahu dengan budi daya organik, dan Kelompok Tani Permata Hijau dengan budidaya yang konvensional," kata Bismark di Sipirok, Rabu (22/3).

Padi Siporang tersebut, selama ini dibudidayakan di dataran tinggi (800 mdpl), seperti di Kecamatan Arse, Kecamatan Sipirok, Kecamatan Marancar, dan Kecamatan Angkola Timur.

"Ternyata untuk dataran rendah, budi daya padi lokal Siporang ini dinilai sangat berpotensi dan menjanjikan termasuk dari sisi produktivitas. Hasil panen dari lahan Permata Hijau mencapai 6,7 ton/hektare(ha), sedangkan lahan Koptan Aek Pahu mencapai 5,2 ton/ha," katanya.

Yenny Lubis, salah seorang petani di Tapanuli Selata, mengatakan, hasil budi daya padi Siporang tersebut sangat baik dan dapat direkomendasikan.

Karena produktivitas budi daya di daerah asalnya (dataran tinggi Tapsel) tidak jauh beda dengan hasil produksi dataran rendah Tapsel yang rata-rata sebesar 5,62 ton/ha.

"Keuntungan lain yang sangat menggembirakan adalah berkurang-nya umur panen menjadi 108 hari setelah semai, yang artinya jauh lebih genjah. Serta Siporang bisa menjadi ikon daerah," katanya.

Baca Juga: