TANGERANG - Dalam membangun desa dan meningkatkan pendapatan desamasing-masing, para kepala desa (kades) diminta terus berkreasi, agar segera mandiri. "Para kades harus terus kreatif dan berinovasidalam membangun desa," pinta Penjabat Bupati Tangerang, Andi Ony Prihartono.
Dia mengucapkan ini saat menghadiri acara Workshop Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Desa, di Tangerang, Selasa. Dia menjelaskan, kemandirian desa perlu terus dilakukan karena memungkinkan desa lebih berkreasi dan berinovasi dalam meningkatkan pembangunan. Maksimalkan setiap potensi desa demi kesejahteraan bersama.
"Dengan kemandirian, maka desa mampu membangun wilayahnya tanpa mengandalkan dana daritransfer pusat. Potensi desanya pun dapat dikembangkan lebih optimal untuk meningkatkan pendapatan yang diharapkan juga mampu menyokong pembangunan daerah," ungkapnya.
Menurut Andi, pengelolaan anggaran dan pengembangan potensi desa harus benar-benar efektif, efisien, transparan, serta dapat dinikmati hasilnya oleh seluruh masyarakat. Untuk itu, Andi menuturkan, kreativitas dan inovasi para kepala desa harus terus didorong untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kami berharap desa-desa di Kabupaten Tangerang mampu menyusul menjadi desa-desa yang inovatif dan kreatif seperti di luar Kabupaten Tangerang," katanya. Andi pun berharap evaluasi keuangan dan pembangunan desa ini menghasilkan komitmen bersama. Komitmen penting dalam rangka menjamin pelaksanaan pengelolaan keuangan dan pembangunan desa.
"Semoga kegiatan ini para kades bisa semakin efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam mengelola keuangan. Mereka harus berorientasi pada kepentingan masyarakat," harap Andi.
Soroti Sampah
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang, Deden Umardani, menyoroti masih banyaknya tumpukan sampah. "Maraknya tempat pembuangan sampah liar bukan semata-mata kesalahan masyarakat, tapi juga ada peran pemerintah daerah," ucap Deden, Rabu.
Pemerintah Kabupaten Tangerang sejauh ini masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan dalam mengurangi sampah. Selama ini, dia menemukan tumpukan sampah di sejumlah TPS liar. Salah satunya di Kelurahan Kaduagung, Kecamatan Tigaraksa.
Tumpukan sampah, dibuang dan dibakar secara ilegal ke lahan dengan luassekitar 2.000 meter persegi. Hingga kini, sampah itu belum terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). "Program unggulan peduli sampah, ternyata baru penggunaan anggaran, belum terealisasi. Sampah sehari-hari masih banyak," ungkapnya.
Menurutnya, dalam pengelolaan sampah seharusnya Pemkab menjalankan program membangun budaya buang sampah ke tempatnya. Kelola sampah agar bermanfaat. Namun, hal tersebut dinilai belum dapat dijalankan Pemkab. Mereka hanya sebatas menggunakan anggaran, sehingga pengelolaan sampah pun tidak berjalan secara maksimal.
Deden mempertanyakan apakah Pemkab tidak mampu menjalankan program dengan serius. Contoh, apakah ada upaya serius edukasi mengurangi sampah secara umum. "Rasanya, kita baru bisa bicara dan buat spanduk buang sampah pada tempatnya. Kita tidak mampu menyiapkan tempat pembuangan sampahnya," jelasnya.
Selain itu, Deden menilai, Pemkab belum memberikan langkah kongkret layaknya pemangku kebijakan daerah. Pemkab tidak menindak pembuang sampah secara liar. "Pemkab harus berani menindak tegas pelaku ataukoordinator pembuangan sampah liar tersebut," tandasnya.
Deden mengingatkan, pelakunya jangan dibiarkan. Tindakan mereka merusak lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat. wid/Ant/G-1