Eka Putra mengatakan dalam lima tahun terakhir, Kabupaten Datar selalu berhasil mengendalikan laju inflasi bahkan menjadi yang terbaik di Pulau Sumatera.
Padang -- Pemerintah Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengungkap strategi jangka panjang dalam mengendalikan laju inflasi selama beberapa tahun terakhir.
"Pertama, Kabupaten Tanah Datar menjaga pasokan kebutuhan pokok di daerah kita dulu," kata Bupati Tanah Datar Eka Putra di Padang, Sumatera Barat, Senin.
Eka Putra mengatakan dalam lima tahun terakhir, Kabupaten Datar selalu berhasil mengendalikan laju inflasi bahkan menjadi yang terbaik di Pulau Sumatera.
Selain menjaga kebutuhan pokok seperti beras, cabai, sayur-sayuran dan sejenisnya pemerintah daerah juga menjalankan kebijakan khusus bagi petani untuk menekan laju inflasi.
Kebijakan tersebut yakni memperkecil biaya produksi petani dengan cara menjalankan program bajak gratis untuk lahan kering maupun lahan basah milik petani di Kabupaten Tanah Datar.
Eka mengatakan biaya gratis tersebut meliputi biaya operator yang ditanggung oleh pemerintah daerah. Kemudian, seluruh biaya bahan bakar mesin bajak juga ditanggung Pemerintah Kabupaten Tanah Datar.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar menyiapkan alat dan mesin pertanian gratis bagi petani yang tidak memiliki sarana tersebut. Dengan menerapkan tiga cara itu, maka biaya yang dikeluarkan petani jauh lebih kecil.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar juga menyiapkan program asuransi bagi petani padi.
Asuransi yang bekerja sama dengan Asuransi Jasa Indonesia atau Jasindo tersebut ditujukan untuk membantu petani ketika terjadi gagal panen akibat hama tikus dan sejenisnya.
Tidak hanya itu, dinas terkait juga secara rutin melakukan operasi pasar untuk menjamin stabilitas harga pangan tetap terkendali, serta menghindari adanya penumpukan komoditas tertentu oleh pedagang.
Pada kesempatan itu, Eka menjelaskan Kabupaten Tanah Datar juga memiliki bawang merah varietas lokal yang dinamai Sumbu Marapi.
Bawang tersebut bisa tumbuh 400 hingga 700 meter di atas permukaan laut.
Pengembangan varietas lokal ini diharapkan menjadi solusi untuk mencegah kekurangan pasokan bawang ketika musim paceklik.