Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menggelar Forum Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Tahun 2025-2045.

RKPD merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode satu tahun atau rencana pembangunan tahunan daerah. Sedangkan RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 tahun.

Dalam sambutannya, Bupati Rembang Abdul Hafidz mengungkapkan pelibatan masyarakat dalam penyusunan rancangan awal RKPD dan RPJPD ini untuk memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah sesuai dengan harapan masyarakat.

"Maka kita libatkan masyarakat dari awal untuk memberikan masukan. Agar apa yang dilakukan pemerintah ini bisa menyentuh terhadap kepentingan masyarakat luas," kata Bupati Hafidz, dikutip dari laman resmi Pemkab Rembang, Kamis (1/2).

Bupati Hafidz menyebut tema pembangunan tahun 2025 yaitu Memantapkan Kualitas Infrastruktur dan Kelestarian Lingkungan Hidup, Peningkatan Kualitas SDM dan peningkatan pertumbuhan ekonomi menuju Rembang Gemilang. Sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Tahun 2025- 2045 adalah Rembang Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan.

Dalam forum tersebut tak hanya mengundang unsur tokoh masyarakat sampai perguruan tinggi, tetapi juga pemerintah kabupaten tetangga seperti Pati, Blora, dan Bojonegoro. Pemkab Blora mengajak Pemkab Rembang bekerja sama dalam berbagai bidang, di antaranya kerjasama pengairan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora, Mahbub Djunaedi dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, bahwa Pemkab Blora mengajak kerjasama pemanfaatan sumber daya air.

Mahbub mengusulkan kerja sama di bidang pengairan, karena Rembang memiliki sumber daya air yang bisa dimanfaatkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blora. Di sisi lain, di Blora juga terdapat waduk Randugunting yang bisa dimanfaatkan oleh Rembang. Mahbub mengajak duduk bersama untuk membahas rencana kerja sama ini.

"Diselesaikan dengan cara ngopi berbareng (duduk bersama) biar penyelesaiannya kekeluargaan," ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Hafidz menyampaikan bahwa sebelumnya memang pernah ada diskusi saat hendak membagi alokasi air Waduk Randugunting. Berdasarkan peta yang ia baca, kata Hafidz, wilayah Rembang memang mendapatkan bagian lebih banyak. Dengan alokasi air pertanian 600 liter per detik dan air baku 50 liter per detik. Sementara, Rembang juga memiliki sumber air Kajar yang juga dimanfaatkan oleh Blora. Hafidz sepakat, perlu ada kerja sama yang baik antar kabupaten.

"Kerjasama yang saling menguntungkan. Warga Blora kerja di Rembang banyak, Warga Rembang yang kerja di Blora ya banyak," tandasnya.

Baca Juga: