JAKARTA - Di antara sekian banyak tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada), tahapan kampanye seharusnya menjadi hal yang paling penting bagi rakyat. Di tahap kampanye inilah para calon kepala daerah memberitahukan janjinya kepada masyarakat tentang apa yang akan dikerjakannya jika nanti ia terpilih.

Bagi calon pemilih, janji kampanye seharusnya bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan pilihan pada saat pencoblosan. Namun sayang, pada kenyataannya sebagian besar rakyat acuh tak acuh dengan kampanye dan bahkan dengan pilkada itu sendiri karena pilkada sekadar rutinitas yang belum tentu memberikan dampak langsung terhadap perbaikan kehidupan mereka. Terjadinya penurunan partisipasi masyarakat dalam pilkada adalah salah satu bukti nyata.

Bahkan dalam pilkada, menurut Dosen UII Jogja, Jamaludin Ghofur, ada kasus di mana jumlah suara golput (masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya) lebih besar dari suara kemenangan kandidat. Alasan mendasar yang melatarbelakangi munculnya kekecewaan masyarakat tersebut karena janji-janji saat kampanye yang tidak pernah menjadi kenyataan. Jangankan menjadi kenyataan, dibicarakan lagi atau disinggung saja selama dia menjadi pemimpin, tidak pernah sama sekali.

Namun, itu semua tidak berlaku bagi Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi. Gubernur yang belum genap tiga tahun memimpin provinsi di ujung selatan Pulau Sumatera tersebut membuat gebrakan baru. Dalam acara Refleksi Akhir Tahun beberapa hari lalu, Arinal memaparkan secara rinci capaian 33 Janji Kampanye yang sudah diubahnya menjadi Janji Kerja untuk menjadikan Rakyat Lampung Berjaya.

"Dalam pelaksanaannya, Janji Kerja berjalan sebagaimana mestinya. Kita mendapat apresiasi dari pemerintah pusat, baik dari sektor pertanian, kenyamanan berusaha, dan tata kelola pemerintahan. Bahkan, Provinsi Lampung juga mendapatkan penghargaan 9 provinsi terbaik, " kata Arinal.

Sebagai provinsi penyangga ibu kota negara, Lampung juga harus mengamankan Jakarta yang merupakan pusat ekonomi dan pemerintahan nasional. Lampung banyak memasok kebutuhan pangan Jakarta. Pada 2018-2019 produksi padi Lampung 2,5 juta ton, hari ini sudah 2,7 juta ton. Di 2024 targetnya tiga juta ton.

Di sektor ekonomi, Provinsi Lampung mampu menjaga inflasi. Dalam situasi pandemi Covid-19, Lampung tidak pernah merasakan kondisi ekonominya terpuruk, ekspor Lampung meningkat, devisa negara juga meningkat karena ada kontribusi Lampung di dalam menunjang ekonomi nasional.

Di 2022, Arinal mengingatkan bahwa pemerintah selaku pelayan masyarakat, aparatur pemerintah, dan pejabat negara tetap harus konsisten menjalankan tugasnya sesuai dengan Janji Kerja. Itu amanah yang harus dilaksanakan.

Ukuran Keberhasilan

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komaruddin, berpendapat bahwa ukuran keberhasilan seorang kepala daerah sebenarnya sederhana, bisa dilihat dari seberapa jauh janji kampanyenya itu ditunaikan atau direalisasikan dan kemudian diimplementasikan untuk kepentingan seluruh rakyat. Jika janji kampanye itu direalisasikan dengan optimal, artinya ia seorang pemimpin yang berhasil dan juga amanah.

Apabila janjinya ada 10, realisasinya 10 atau 9 dan memuaskan rakyat, bisa dikatakan itu pemimpin yang berhasil. Namun jika janjinya 10, yang bisa direalisasikan hanya 4, itu artinya mendapat rapor merah dan akan dianggap gagal oleh rakyat.

Gebrakan Arinal ini patut diapresiasi. Karena inilah untuk pertama kalinya ada seorang pemimpin yang memaparkan satu persatu pencapaian janji-janji kampanyenya kepada rakyat yang memilihnya. Ini merupakan bentuk tanggung jawab atas janji-janji Arinal selama kampanye. Semoga gebrakan Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, ini bisa menjadi tradisi baru bagi pemimpin lain di Indonesia untuk memaparkan secara berkala janji-janji kampanyenya.

Baca Juga: