Hingga Senin (20/7), KTT UE belum menyepakati paket stimulus pemulihan untuk hidupkan kembali perekonomian Eropa yang terpuruk akibat wabah virus korona. Walau begitu negosiasi hingga saat ini belum juga berakhir.

BRUSSELS - Para pemimpin negara Uni Eropa (UE) pada Senin (20/7) terus berupaya mengakhiri kebuntuan dalam pertemuan tingkat tinggi (KTT) yang membahas paket stimulus pemulihan sebagai dampak dari wabah virus korona. Kebuntuan terjadi setelah para pemimpin UE berbeda pendapat terkait skema pemberian bantuan bagi negara anggota UE.

Setelah selama 3 hari dan 3 malam melakukan pertemuan maraton, para pemimpin ke-27 negara anggota UE masih beda pendapat terkait dana pinjaman dan hibah sebesar 750 miliar euro yang rencananya akan menarik keluar Eropa dari resesi yang diakibatkan pandemi.

Dan jika masih ada kebuntuan, perundingan akan dilanjutkan lagi hingga Senin malam, padahal pertemuan rencananya digelar selama 2 hari saja.

Dalam KTT, negara anggota UE terpecah dalam dua kubu yaitu antara negara-negara yang ingin melakukan "penghematan" seperti Belanda, Swedia, Austria, Denmark dan Finlandia. Negara-negara ini ingin ada pemangkasan paket stimulus dan menerapkan aturan yang ketat terkait penggunaannya. Di kubu lain terdapat negara-negara yang paling terdampak akibat wabah virus korona yaitu Italia dan Spanyol yang meminta dukungan dari Eropa.

Prancis dan Jerman sejauh ini mendukung upaya ketua Dewan Eropa, Charles Michel, untuk menjembatani kompromi bagi memangkas porsi bantuan hingga mencapai 400 miliar euro.

Sayangnya Presiden Prancis, Emmanuel Macron terlanjur bersitegang secara personal dengan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, dan Perdana Menteri Austria, Sebastian Kurz, dengan menuding mereka telah membahayakan proyek pemulihan Eropa dengan keegoisan mereka dan mengancam menyerang mereka jika tak mau mendengarkan nasihat darinya dan dari Kanselir Jerman, Angela Merkel.

Menanggapi hal itu PM Rutte mengatakan pada awak media bahwa dirinya datang ke KTT UE ini demi melindungi negaranya dan tak mencari teman dengan para pemimpin negara UE lainnya. "Kami memang belum menemukan jalan dan bisa saja jadi kegagalan. Namun saya makin optimistis dari malam sebelumnya, pada satu momen saya bisa mengatakan pada diri saya bahwa semua ini bisa berakhir," kata PM Belanda itu.

Proposal Michel

Sementara itu dalam upaya memecah kebuntuan, Michel kemudian mengajukan proposal baru pada Senin pagi dan seorang diplomat Eropa mengatakan bahwa proposal ini bisa jadi jalan tengah bagi tercapainya sebuah kesepakatan. "Proposal itu terkait rencana bantuan 390 miliar setelah sedikit dipangkas bagi negara-negara yang menginginkan penghematan," ucap diplomat itu.

Mengetahui rencana baru Michel itu, PM Kurz telah menyatakan persetujuannya lewat media sosial. "Negosiasi amat alot telah berakhir dan kami amat puas dengan hasil pada hari ini," cuit Kurz.

Saat ditanya awak media soal sikap agresif Macron, Kurz menyatakan hal itu bisa dimaklumi dan bisa dialami siapapun yang kekurangan tidur yang berujung kehilangan kesabarannya.

Sementara itu PM Rutte menyatakan bahwa dirinya ingin negara-negara anggota UE untuk memiliki veto atas rencana ekonomi nasional seperti yang dimiliki Italia dan Spanyol. Veto ini menurut Rutte akan bisa mendesak rencana reformasi mereka dan tanggapan PM Belanda itu membuat amarah Italia.

Rencana Rutte sedikit berbeda dengan rencana yang diajukan Michel dimana ia membuat proposal sistem pengereman amat darurat yang memungkinkan negara-negara anggota UE memeriksa syarat-syarat bantuan. AFP/I-1

Baca Juga: