MANILA - Pihak militer Filipina pada Rabu (14/6) melaporkan bahwa pemimpin ISIS untuk kawasan Asia tenggara, telah tewas. "Emir kelompok ISIS untuk Asia tenggara adalah salah satu dari dua tersangka militan yang tewas dalam serangan subuh di selatan Filipina pada Rabu," kata militer.

Menurut keterangan Kolonel Billy de la Rosa, asisten komandan Brigade Infanteri 103, menyatakan bahwa Faharudin Hadji Satar alias Abu Zacharia, tewas dalam operasi militer di Marawi, Provinsi Lanao del Sur.

Marawi adalah kota tepi danautempat terjadinya pertempuran lima bulan antara pejuang pro-ISIS dan militer Filipina sebelum pasukan pemerintah mematahkan pengepungan Marawi oleh militan pada Oktober 2017.

Zacharia menggantikan Owaida Marohombsar alias Abu Dar sebagai pemimpin Kelompok Daulah Islamiyah-Maute sekitar Maret 2019, menurut pihak berwenang Daulah Islamiyah (DI).

Militan DI Abu Morshid juga tewas dan seorang tentara terluka oleh granat selama pertempuran, kata militer. Pasukan militer pun menemukan sejumlah kecil bahan peledak rakitan setelah menyerbu apartemen sewaan Zacharia.

Operasi tersebut menunjukkan tekad pemerintah untuk memberantas radikalisme Islam, terutama yang disebarluaskan oleh ISIS, kata Letnan Jenderal Roy Galido, Panglima Angkatan Darat Komando Mindanao Barat.

"Ini adalah pengingat bagi mereka yang mendukung radikalisme untuk dideradikalisasi, karena pemerintah akan mengejar mereka," kata Galido kepada wartawan.

Pukulan Besar

Zacharia termasuk di antara 10 orang yang ditetapkan sebagai teroris oleh Dewan Anti-Terorisme Filipina pada Februari 2021 karena berkonspirasi, merencanakan, dan mempersiapkan pelaksanaan terorisme.

Dia adalah seorang letnan mantan emir ISIS untuk wilayah tersebut, Isnilon Hapilon, yang membantu melaksanakan pengepungan Marawi. Pertempuran antara militan dan pasukan pemerintahmenghancurkan kota dan menyebabkan 1.200 militan, pasukan pemerintah dan warga sipil, tewas.

Sedikit yang diketahui tentang Zacharia, kecuali bahwa dia adalah keponakan mendiang Alim Abdul Aziz Mimbantas, mantan pemimpin di wilayah selatan Lanao dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF), sebuah kelompok pemberontak yang sudah tak aktif lagi yang berbasis di Filipina selatan. Saat ini MILF tidak lagi menjadi kekuatan pemberontak setelah menandatangani kesepakatan damai dengan Manila pada 2014.

Galido mengatakan militan ISIS sekarang beroperasi dalam kelompok kecil di hutan Filipina selatan, dan termasuk pejuang dari seluruh Asia tenggara dan Timur Tengah, namun ia mengatakan penting bagi kepala ISIS untuk kawasan itu "dilumpuhkan". benarnews/And

Baca Juga: