WASHINGTON - Para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) mengecam keras transaksi senjata antara Korea Utara dan Russia saat mereka memperingati dua tahun invasi Russia ke Ukraina.

Pemimpin G7, yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Kanada, dan Jepang, mengeluarkan pernyataan bersama yang menekankan transaksi antara Pyongyang dan Moskwa melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR).

"Kami mengecam keras ekspor oleh Korut dan pembelian rudal oleh Russia yang merupakan pelanggaran langsung terhadap UNSCR terkait dan menyerukan agar kedua negara untuk segera menghentikan kegiatan tersebut," kata para anggota G7 dalam pernyataan itu sebagaimana dilaporkan Yonhap, Minggu (25/2).

Seperti dikutip dari Antara, pemerintah Amerika Serikat telah mengungkapkan Korea Utara memberi Russia beberapa lusin rudal balistik, yang beberapa di antaranya ditembakkan ke sasaran di Ukraina pada 30 Desember, 2 Januari, dan 6 Januari.

Selain itu, Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 10.000 kontainer amunisi atau bahan-bahan terkait amunisi ke Russia sejak September 2023.

Dalam pernyataan tersebut, para pemimpin G7 juga menyatakan keprihatinan mereka mengenai transfer bahan dan komponen penggunaan ganda senjata dan peralatan produksi militer dari bisnis di Tiongkok ke Russia.

Pendanaan Mendesak

Diluncurkan pada Januari tahun lalu, platform anggota G7 tersebut mengoordinasikan dukungan untuk kebutuhan pendanaan mendesak Ukraina serta kebutuhan pemulihan ekonomi dan rekonstruksi di masa depan.

Menyoroti dukungan teguh mereka terhadap Ukraina, para pemimpin G7 mengatakan pemerintah dan rakyat Ukraina dapat mengandalkan dukungan G7 selama diperlukan saat negara itu memasuki tahun ketiga perang tanpa henti.

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan dan AS mengecam keras penyerahan rudal balistik Korea Utara kepada Russia yang digunakan untuk perang melawan Ukraina.

Kecaman itu disampaikan Korsel dan AS melalui percakapan telepon pada Selasa. Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dan Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Chang Ho-jin, membahas peningkatan kerja sama militer antara Korea Utara dan Russia serta aksi provokatif Korea Utara di sepanjang Zona Demiliterisasi Korea.

"Kedua penasihat keamanan mengecam keras penyerahan rudal balistik Korea Utara kepada Russia, serta penggunaan rudal itu oleh Russia dengan sasaran Ukraina," kata Gedung Putih dalam penyataan tertulis.

"Mereka menyatakan penyerahan dan penggunaan senjata tersebut menambah penderitaan warga Ukraina, melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, melemahkan rezim non proliferasi (nuklir) global, dan mengancam keamanan wilayah Eropa, Semenanjung Korea, dan Indo-Pasifik," kata Gedung Putih.

Baca Juga: