Turki pada Minggu (14/5) menggelar pemilu dimana hasil pesta demokrasi itu akan menentukan apakah petahana Presiden Erdogan bisa mempertahankan jabatannya.

ANKARA - Pemungutan suara tengah berlangsung dalam pemilihan presiden di Turki pada Minggu (14/5). Perhatian pesta demokrasi ini tertuju pada apakah Recep Tayyip Erdogan dapat terus mempertahankan jabatannya.

Pemilihan itu dianggap sebagai persaingan keras antara Erdogan dan Kemal Kilicdaroglu, yang merupakan pemimpin partai oposisi terbesar. Kilicdarogly merupakan kandidat bersama dari enam partai oposisi.

Erdogan menjabat sebagai perdana menteri atau presiden selama total 20 tahun. Pada tahun lalu, ia membantu menengahi kesepakatan yang memungkinkan produk-produk pertanian Ukraina diekspor melalui Laut Hitam. Ekspor tersebut sebelumnya terhenti akibat invasi Russia terhadap Ukraina.

Kilicdaroglu menggarisbawahi anjloknya mata uang Turki, lira, dan meningkatnya harga di bawah pemerintah saat ini. Ia pun mengkritik pemerintah atas terlambatnya respons awal terhadap serangkaian gempa besar pada Februari lalu. Ia juga menuduh pemerintah mengizinkan pembangunan gedung-gedung yang tidak memenuhi standar antigempa. "Saya pun berjanji untuk memperbaiki hubungan Turki dengan negara-negara Barat, yang memburuk di bawah pimpinan Erdogan," ucap Kilicdaroglu. SB/NHK/I-1

Baca Juga: