Pemerintah Palestina di Tepi Barat pimpinan Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh pada Senin (26/2) mengumumkan mundur

RAMALLAH - Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, pada Senin (26/2), mengumumkan pengunduran diri pemerintahannya. Shtayyeh yang memerintah sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki, mengatakan langkah-langkah politik baru diperlukan mengingat perubahan realitas di Gaza.

"Saya mengajukan pengunduran diri pemerintah kepada Presiden Mahmud Abbas," kata Shtayyeh seraya menambahkan bahwa hal itu terjadi setelah perkembangan terkait agresi di Jalur Gaza dan eskalasi di Tepi Barat dan Yerusalem.

Shtayyeh mengatakan ia telah mengajukan pengunduran diri pada Selasa (20/2) lalu, tetapi secara resmi mengajukannya secara tertulis pada Senin.

Abbas menghadapi kemarahan yang meningkat sejak perang meletus pada 7 Oktober antara Israel dan Hamas. Banyak yang mengkritik presiden Palestina itu karena tidak mengutuk keras serangan Israel di sana dan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat.

Pengunduran diri pemerintah di Tepi Barat terjadi sementara beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, menyerukan reformasi Otoritas Palestina yang akan mengambil alih seluruh wilayah Palestina setelah perang di Gaza berakhir.

Perang di Gaza pecah setelah militan Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.160, sebagian besar warga sipil. Sementara serangan balasan militer Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 29.782 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.SB/AFP/I-1

Baca Juga: