SURABAYA - Kementrian Pertanianmemastikan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terdeteksi pada hewan ternak di sejumlah daerah di Jawa Timur tidak menyerang manusia. Untuk itu, masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, pemerintah tengah serius meneliti virus tersebut dan memproyeksikan membuat vaksin sendiri. Sesudah itu baru ditentukan vaksin yang cocok.

"Kemungkinan vaksinnya seperti tadi dikatalam ibu gubernur, kita buat sendiri saja. Seperti yang lalu ternyata cukup ampuh," ujarnya usai Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Forkopimda Jatim di Surabaya, Senin (9/5) malam.

Mentan melanjutkan, meski wabah penyakit mulut kuku (PMK) dapat menular dan menyebar dalam jarak 3 kilometer, namun pemerintah tidak akan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown hewan ternak hingga tingkat kabupaten.

Menurut dia, pemerintah telah menyiapkan skema pembatasan yang disesuaikan dengan level penyakit yang ada di setiap wilayah.

"Kita masih melihat seperti apa level penyakit yang terjadi. Nantinya karantina wilayah dilakukan sesuai tingkatan. Bisa tingkat desa, kecamatan, atau kabupaten. Ini harus menjadi perhatian karena mutasi lewat udara (airborne) bisa mencapai radius 3 kilometer," ungkapnya.

Namun, dia mengingatkan, penularan virus PMK kepada hewan ternak sangat cepat.

"Jika di persentasekan hampir 90 persen. Jika ada satu saja hewan ternak yang terpapar, maka potensi besar dalam satu kandang juga tertular," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mengatakan saat ini proses isolasi masih berbasis kandang per kandang. Sehingga hewan ternak yang telah positif terpapar PMK dilarang untuk keluar dari kandangnya.

"Jadi, yang sudah ada symptomatic atau gejalanya, diminta untuk tidak dibawa keluar kandang," ujar dia.

Terkait penanganan ribuan sapi yang positif terjangkit PMK, Khofifah menyampaikan bahwa sapi yang terpapar telah mendapatkan obat atau vaksinasi dan juga pemberian vitamin.

"Sudah dilakukan penanganan secara masif dan menyeluruh baik dengan suntikan, obat maupun vitamin," lanjut Khofifah.

Khofifah menjelaskan, sejumlah hewan yang terjangkit PMK sudah disuntik obat beberapa waktu lalu. Hasil monitoringnya, terdapat reaksi positif setelah 3 hari penyuntikan. Hewan-hewan yang telah disuntik mulai menunjukan kesembuhan secara berkala.

"Yang disuntik kedua jarak tiga hari, ternak itu sudah membaik. Jadi kami berharap ada penyuntikan masif. Utamanya di kandang bergejala. Paling tidak tiga kali penyuntikan," katanya.

Saat ini, pihaknya telah melakukan melakukan penyuntikan rata-rata dua kali. Ia optimistis dari suntikan yang ketiga nanti virus PMK pada ternak bisa sembuh.

"Kami koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan analgesik antibiotik vitamin tercukupi. Saya minta ke ikatan alumni FKH Unair turunkan tim LBH banyak supaya penyuntikan lebih masif," tutupnya.

Baca Juga: