Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad, mengatakan pemerintah akan menambah sebanyak 39 Madrasah Negeri. Hal ini merupakan tindak lanjut dari usul Kemenag yang disetujui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad, mengatakan pemerintah akan menambah sebanyak 39 Madrasah Negeri. Hal ini merupakan tindak lanjut dari usul Kemenag yang disetujui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

"Ada 39 madrasah yang akan didirikan dalam beberapa tahun ke depan," ujar Abu Rokhmad dalam keterangannya kepada awak media, Minggu (29/9).

Dia menjelaskan, kebijakan tersebut bertujuan meningkatkan daya jangkau pemerataan dan sebaran pendidikan keagamaan. Hal ini juga merupakan peningkatan mutu dan daya saing penyelenggaraan pendidikan keagamaan dengan mengedepankan reformasi birokrasi.

"Penegerian diharapkan memperbaiki tata kelola madrasah. Dengan tata kelola yang semakin baik, otomatis layanan kepada masyarakat dan siswa-siswi juga akan meningkat. Penegerian juga berarti adanya peningkatan sarana dan prasarana madrasah," jelasnya.

Rokhmad mengungkapkan, sebanyak 39 madrasah yang dinegerikan tersebar di 12 provinsi, baik pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN), dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Adapun 12 Provinsi tersebut yaitu Banten, Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Utara, Lampung, Maluku, Bengkulu, NTT, dan NTB.

Dia mengajak seluruh stakeholder madrasah untuk terus meningkatkan kualitas dan kemajuan madrasah. Saat ini, pihaknya tengah mengkaji kesiapan anggaran serta sarana dan prasarana, agar nantinya pembelajaran di 39 madrasah baru ini berjalan efektif dan efisien.

"Termasuk penyiapan kebutuhan pegawai, kami sedang kaji untuk memanfaatkan ASN yang ada, baik di lingkungan Kementerian Agama atau instansi pemerintah di luar Kementerian Agama," tuturnya.

Rokhmad menekankan bahwa prestasi tetap menjadi faktor utama dalam membangun reputasi madrasah. Dia berharap madrasah dapat berkontribusi lebih besar dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas di Indonesia. "Prestasi adalah cara terbaik untuk membangun reputasi dan pengakuan," katanya.

Baca Juga: