YOGYAKARTA - Pemerintah dalam lima tahun ke depan akan mendorong lebih banyak anak muda lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk melanjutkan pendidikan di sekolah vokasi. Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan sekitar 500 pendidikan vokasi di kota-kota yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.

"Akses untuk bisa mengenyam pendidikan vokasi ini akan ditopang dengan adanya Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah untuk menurunkan angka kemiskinan dengan mendorong banyak anak miskin bisa kuliah dan bekerja," kata Deputi bidang Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Agus Sartono saat menjadi pembicara kunci dalam seminar bertajuk The Future of Oral Health Care in Indonesia, di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM, Yogyakarta, Jumat (28/6).

Agus menyebutkan, setiap tahun jumlah lulusan SMA/SMK di atas 3,5 juta orang, sementara daya tampung masuk perguruan tinggi hanya sekitar 1,8 juta orang. Hampir dari separuh lulusan sekolah menengah itu tidak melanjutkan kuliah ke pendidikan tinggi.

Pertumbuhan Ekonomi

Hal tersebut menjadikan jumlah angkatan kerja masih didominasi oleh lulusan pendidikan dasar sekitar 65 persen, pendidikan menengah 25 persen dan sisanya 10 persen dari lulusan perguruan tinggi.

"Karenanya, kita kembangkan lima ratus sekolah vokasi di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi," katanya. Menurut Agus, pendidikan sekolah vokasi saat ini menjadi pilihan untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja serta mendorong peningkatan ekonomi keluarga kurang mampu.

YK/E-3

Baca Juga: