SURABAYA - Universitas Airlangga, Surabaya, pada Rabu (31/5), mengumumkan bahwa kuota penerimaan calon mahasiswa pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) -Kuliah dalam penerimaan mahasiswa baru tahun 2023 berkurang menjadi 660 orang.

Rektor Unair, Mohammad Nasih, memperkirakan, dengan kebijakan pemotongan kuota oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, akan muncul banyak pertanyaan dari pemegang KIP-Kuliah yang tidak ter-cover oleh kuota masing-masing perguruan tinggi pilihan mereka

"Karena ada potensi yang cukup untuk menyebabkan pertanyaan atau kegaduhan, maka perlu kita sampaikan bahwa berkaitan dengan beberapa kebijakan penyesuaian kementrian, tahun ini Unair mendapat alokasi kuota 660 untuk KIP Kuliah dari biasanya sekitar 1000 kuota," tuturnya.

Nasih menjelaskan, dengan adanya pemotongan kuota tersebut perlu menjadi perhatian bagi masyarakat pemegang KIP Kuliah. Diharapkan peserta SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) 2023 pemegang KIP Kuliah mengikuti penyesuaian dalam pendaftaran mahasiswa baru.

"Akan ada sekitar 340 calon mahasiswa yang tidak ter-cover, ini yang akan memunculkan pertanyaan. Sehingga Unair mengambil sikap dengan pengumuman ini, agar saat daftar ulang dapat mengetahui perkembangan ini," terangnya.

Nasih melanjutkan, lebih dari 300 pemegang KIP Kuliah ini tentu bertanya-tanya kenapa tidak diterima karena nilainya bagus.

"Mereka berpotensi tidak dapat melanjutkan pendaftaran. Di terima SNBT di Unair tapi tidak mendapat bantuan biaya hidup dan biaya pendidikan. Kita serahkan apakah mereka mau lanjut atau tidak. Jika lanjut, dengan mekanisme non KIP Kuliah harus bayar UKT dan lain-lain," ungkapnya.

Nasih menjelaskan, seleksi penerima KIP Kuliah Unair tahun ini tetap berdasarkan urutan nilai tertinggi dalam SNBT. Untuk transparansi, masyarakat dapat mendapatkan hasil print out nilai hasil ujian SNBT tersebut.

"Ini penting disampaikan sebagai keterbukaan Unair dengan pengumumuan SNBT kelak. Kami pastikan diterima atau tidak karena nilainya belum cukup, masyarakat bisa mengecek langsung," ujarnya.

"Karena biasanya para peserta merasa bisa mengerjakan soal-soal san orang tua menganggap anaknya pintar. Yang dilupakan adalah pendaftarnya puluhan ribu, sehingga jumlah yang lebih pintar sangat besar," terang Nasih.

Dia berharap, meskipun harus mengikuti prosedur dan pembayaran mahasiswa regular, para pemegang KIP Kuliah tidak sampai mengundurkan diri.

Selain itu, Nasih juga memastikan penerimaan mahasiswa Unair lewat jalur mandiri juga transparan, dan berdasarkan atas kemampuan nilai tes.

"Yang berkomitmen membayar tinggi sampai dua miliar juga ada tapi tidak diterima atau sebaliknya, yang membayar lebih rendah tapi diterima," pungkasnya.

Baca Juga: