YOGYAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong tersedianya layanan halal di berbagai lokasi wisata untuk menarik kedatangan turis muslim. Pasalnya, sejumlah negara telah melakukan hal tersebut untuk menggaet banyak turis asing muslim.

"Dengan menyediakan layanan halal itu maka menarik banyak wisatawan muslim. Pihak Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Taiwan juga melakukan itu," kata Wapres Ma'ruf Amin di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Sabtu (4/2).

Meskipun saat ini pemerintah sedang mendorong wisata halal, namun Wapres menyebut bahwa perlu ada pembedaan antara wisata halal dengan wisata religi. Wapres Ma'ruf mencontohkan berkunjung ke masjid bukanlah termasuk wisata halal, melainkan wisata religi.

"Kalau wisata halal itu mengunjungi semua destinasi wisata yang ada, cuma di destinasi itu ada layanan halal. Nah itu sebenarnya, sehingga ini sering dipersepsikan sepertinya harus diubah destinasinya, padahal sebenarnya tidak," jelas Wapres.

Layanan halal yang dimaksud misalnya ketersediaan tempat ibadah, restoran halal dan fasilitas lainnya. "Bukan hanya di negara-negara muslim bahkan di Tiongkok pun ada. Misalnya di Tiongkok, saya pernah ke sana ada restoran biasa tapi ada juga restoran halal, ada tempat salat, di Korea (Selatan) juga begitu," ungkap Wapres.

Artinya, Jadi wisata halal menunjukkan ketersediaan layanan halal di destinasi wisata itu. "Ada orang yang menganggap (destinasi wisata) diubah, sebenarnya tidak. Ini yang perlu diluruskan, dan bukan hanya di negara mayoritas muslim tetapi justru di Jepang, Tiongkok, Eropa, Australia, di mana-mana begitu," ungkap Wapres.

Target 2025

Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan kementeriannya fokus untuk meningkatkan peringkat Indonesia dalam Global Travel Muslim Index karena Indonesia sempat terlempar dari tiga besar. Indonesia meraih peringkat dua dari Global Travel Muslim Index 2022 dengan memperoleh poin sebanyak 70. Pada 2025, dia menargetkan Indonesia mampu memperoleh poin 75 sehingga diharapkan dapat menyalip posisi Malaysia yang berada di peringkat pertama.

Pada 2020, Indonesia juga menjadi pasar konsumen halal terbesar di dunia dengan kontribusi konsumsi halal produk mencapai 184 miliar dollar AS. Selain itu, tanah air turut memberikan kontribusi sebagai produsen produk halal.

Saat ini, beberapa provinsi sudah menyampaikan ketertarikan terhadap pengembangan pariwisata halal, seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, dan Aceh.

Baca Juga: