Perbaikan regulasi dilakukan agar penetrasi pemanfaatan listrik surya menjadi lebih tinggi dan dapat menjangkau 70 juta pelanggan listrik nasional.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan insentif bagi investor Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Keringanan tersebut dimaksudkan untuk menggenjot investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).

"Pemerintah tengah melakukan berbagai upaya untuk mendorong investasi EBT (Energi Baru dan Terbarukan), termasuk dalam lini energi surya, dengan cara penciptaan pasar, perbaikan tata kelola pengembangan EBT, pengadaan PLT EBT berskala masif, dan memberikan insentif serta kemudahan investasi," kata Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Harris Yahya, dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (16/9).

Pemerintah juga melakukan perbaikan regulasi agar penetrasi pemanfaatan listrik surya menjadi lebih tinggi dan dapat menjangkau 70 juta pelanggan listrik nasional. "Kami berharap makin banyak pelaku bisnis yang menggunakan PLTS atap," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Andhika Prastawa, mengatakan pada tahun ketiga Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) AESI melihat mulai tumbuh percepatan pemanfaatan listrik surya. Meski demikian, di meyakini masih ada peluang untuk ditingkatkan lagi.

Pada 2017 ketika GNSSA dibentuk, kapasitas PLTS atap yang terdaftar pada PLN baru sekitar 600 KW. Tahun ini, kapasitasnya telah naik menjadi 7.500 KW.

"Sangat dibutuhkan kolaborasi yang lebih intensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, PT PLN (Persero), investor, pelaku bisnis seperti yang dilakukan oleh Softex Indonesia dan perseorangan agar tingkat pemanfaatan teknologi listrik surya dapat tumbuh seiring dengan ketetapan capaian bauran energi terbarukan dalam Kebijakan Energi Nasional yaitu 23 persen pada 2025," jelas Andhika.

GNSSA yang dideklarasikan oleh Kementerian ESDM bersama para penggiat energi surya pada September 2017 merupakan gerakan untuk mendukung dan mempercepat pemanfaatan teknologi listrik surya untuk memenuhi target pengembangan energi terbarukan yang telah ditetapkan oleh Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebesar 23 persen dari total bauran energi primer pada 2025.

Pengguna Meningkat


Pada kesempatan sama, PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) mengungkapkan daftar pengguna PLTS atap meningkat sembilan kali lipat dibandingkan 2019. Managing Director Xurya, Eka Himawan, mengatakan tahun lalu telah mengumumkan 14 perusahaan yang menyatakan dukungannya terhadap penggunaan PLTS atap.

"Tahun ini kapasitas terpasang PLTS Atap oleh Xurya mengalami kenaikan hingga 9 kali lipat. Kami selalu berkomitmen dalam mendukung GNSSA (Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap). Salah satunya dengan memberikan layanan purna jual perawatan panel surya secara gratis kepada pelanggan untuk memastikan panel surya selalu dalam keadaan bersih dan tidak ada kerusakan, sehingga kinerjanya lebih aman dan efisien," katanya.

Setelah tahun lalu 14 pebisnis Indonesia menyatakan dukungannya pada GNSSA.

mad/Ant/E-10

Baca Juga: