JAKARTA - Pemerintah optimistis target investasi tahun ini sebesar 1.400 triliun rupiah dapat tercapai. Keyakinan itu didasarkan pada realisasi investasi sepanjang Januari-September 2023 yang sudah mencapai 75,2 persen dari target.

"Dari Januari sampai September, target investasi kita sekarang sudah mencapai 1053,1 triliun rupiah. Saya janji kepada Pak Wapres (Wakil Presiden Ma'ruf Amin) dan bapak ibu semua, saya berani janji ini karena saya punya tim yang kuat dari DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) kabupaten/ kota dan provinsi, insya Allah Desember 2023 target investasi kita bisa mencapai 1.400 triliun rupiah," kata Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Anugerah Layanan Investasi (ALI) 2023 di Jakarta, Rabu (8/11).

Bahlil mengakui merealisasi target investasi tahun ini bukan pekerjaan mudah. Pasalnya, aliran investasi asing atau foreign direct investment (FDI) dunia paling besar masuk ke benua Amerika baru kemudian ke Asia Tenggara. Di wilayah Asia Tenggara pun, aliran investasi paling banyak masuk ke Singapura.

Namun, yang patut dibanggakan adalah bahwa Indonesia menjadi negara kedua di Asean yang paling banyak menerima aliran investasi asing di sektor riil. "Yang kedua, baru Indonesia. Tapi untuk sektor riil, Indonesia lebih besar daripada Singapura," katanya.

Bahlil mengungkapkan investasi di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Pada 2020, realisasi investasi mencapai 817 triliun rupiah, kemudian pada 2021, target investasi meningkat menjadi 900 triliun rupiah.

Meski tidak mudah karena kondisi pandemi Covid-19, realisasi investasi pada 2021 mampu melewati target dengan capaian 901 triliun rupiah. Kemudian, pada 2022, di tengah awal transisi menuju endemi, Kementerian Investasi mampu memenuhi target investasi 1.200 triliun rupiah dengan capaian realisasi 1.207 triliun rupiah.

Investor Domestik

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan investor dalam negeri akan diprioritaskan untuk mengisi wilayah inti atau pusat Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Karena itu, pemerintah tengah mengerem masuknya investasi asing di ibu kota baru itu. Padahal, tercatat ada sekitar 200-an minat yang masuk ke IKN dari para investor asing.

"200 lebih sudah ada (sampaikan minat) tapi saya memang lagi mengerem, saya mengerem kenapa? Daerah-daerah prime (utama) itu kalau boleh itu semua dalam negeri supaya IKN itu dari kita untuk kita. Nanti di layer kedua, layer ketiga, baru bisa (kita) berikan opsi ke asing," katanya.

Pemerintah mengklaim investasi pembangunan infrastruktur di IKN bergulir sangat cepat, dan diperkirakan akan mencapai 45 triliun rupiah hingga Desember 2023 dengan rincian 23 triliun rupiah pada groundbreaking tahap pertama dan 12 triliun rupiah pada groundbreaking tahap kedua.

Baca Juga: