Vaksinasi tahap pertama akan diprioritaskan untuk ternak sehat dan berada di zona merah dan kuning karena jumlah vaksin saat ini masih terbatas.

JAKARTA - Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mulai melakukan vaksinasi massal untuk mengendalikan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Vaksinasi massal mulai dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Selasa (14/6).

"Melalui vaksinasi ini, kita harapkan dapat membantu mencegah penyebarluasan penyakit, terutama di sentra peternakan sapi perah dan wilayah sumber bibit ternak," ucap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, melalui keterangannya saat melakukan pencanangan vaksinasi massal secara nasional di peternakan sapi perah Dusun Tanjunganom, Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman Sidoarjo, di Kabupaten Sidoarjo, Selasa (14/6).

Nasrullah menyampaikan vaksinasi massal secara nasional ini merupakan salah satu tindakan yang dilakukan permanen dan upaya serius pemerintah dalam rangka pencegahan dan pengendalian PMK melalui pengebalan hewan yang rentan PMK.

"Vaksin tahap pertama ini akan kita prioritaskan untuk ternak yang sehat dan berada di zona merah dan kuning karena jumlah vaksin kita saat ini masih terbatas, maka hanya ternak terpilih yang akan divaksin," ungkap Nasrullah.

Menurut Nasrullah, hewan yang sembuh dari PMK sudah memiliki kekebalan terhadap virus sehingga belum divaksin dulu. Untuk pencegahan terhadap penularan PMK, dia menyarankan peternak menerapkan biosekuriti dan desinfeksi kandang.

Dia menambahkan pemerintah pada tahap pertama akan mengadakan vaksin sebanyak 800 ribu dosis dan direncanakan tahap berikutnya sebanyak 2,2 juta dosis. Pada 12 Juni 2022, vaksin tahap pertama sebanyak 10.000 dosis telah tiba.

Vaksin tersebut akan didistribusikan ke Koperasi Unit Desa (KUD) sapi perah di Jatim, Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Barat (Jabar), serta empat Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pembibitan yaitu Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturaden, Balai Embrio Transfer Cipelang, Balai Inseminasi Buatan Lembang, dan Balai Inseminasi Buatan Singosari.

"Distribusi dan pelaksanaan vaksin tahap selanjutnya, selain mempertimbangkan prioritas komoditas, wilayah rentan PMK dan tujuan pengembangan ternak juga akan memperhatikan pertimbangan teknis lainnya, seperti ketersediaan vaksin, vaksinator, manajemen rantai dingin vaksin," terang Nasrullah.

Vaksin dari Prancis

Pada kesempatan berbeda, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, menuturkan vaksin hewan ternak khusus PMK tiba di Tanah Air, minggu (12/6) pukul 15.30 WIB. Vaksin yang spesifik (homolog) dengan kasus yang terjadi di Indonesia ini dikirim langsung dari Prancis melalui Bandara Soekarno-Hatta, di Tangerang, Banten.

"Tentu ini hal yang sangat menggembirakan bagi kami, karena upaya yang kita siapkan berjalan sesuai jadwal. Sesuai janji kami, vaksin akan tiba pada pekan kedua Juni 2022," jelasnya.

Terkait jumlah vaksin ke depan, Kuntoro menyebutkan tahap pertama masuk baru sejumlah 10 ribu dosis vaksin karena keterbatasan kargo pesawat. Kuntoro menambahkan secara keseluruhan vaksin akan tiba kembali dalam tiga hari ke depan, dengan total 800 ribu dosis. Nantinya, vaksin akan didistribusikan sesuai kebutuhan daerah dengan memperhatikan peta sebaran penyakit yang terjadi saat ini.

Baca Juga: