Indonesia berharap aliran modal dari UEA dan Arab Saudi bisa masuk ke Indonesia tanpa melalui Softbank.
JAKARTA - Pemerintah mengirim tim ke Arab Saudi untuk menindaklanjuti penjajakan investasi di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dari penjajakan itu diharapkan ada kemajuan pembicaraan mengenai komitmen investasi sebelum bulan suci Ramadan.
"Bicara terus ini, intensif sekali. Crown prince-nya (Putera Mahkota) juga sangat progresif. Dia sampai text (kirim pesan ke) saya, WA saya sampai mana progresnya itu," kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, seusai peluncuran Proyek Investasi Berkelanjutan di Jakarta, Kamis (17/3).
Tim khusus yang dikirim akan memetakan peta peluang kerja sama investasi Arab Saudi dan Indonesia di IKN, termasuk terkait nilai investasinya.
Luhut sebelumnya mengaku mendapatkan komitmen dari Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, untuk ikut berkontribusi pada pembangunan IKN Nusantara, dalam kunjungannya ke Riyadh, awal Maret lalu.
Mantan Menko Polhukam itu pun menjelaskan perihal mundurnya Softbank dari proyek IKN. Luhut menyebut Vision Fund milik Softbank kolaps, padahal dananya berasal dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Karena itu, kini Indonesia berharap aliran modal dari UEA dan Arab Saudi bisa masuk ke Indonesia tanpa melalui Softbank. Pemerintah Indonesia sendiri, lanjut Luhut, sudah mendapatkan komitmen sebesar 20 miliar dolar AS dari UEA melalui Indonesia Investment Authority (INA).
Pada kesempatan sama, Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan pemerintah Indonesia meluncurkan 47 proyek investasi berkelanjutan senilai 155,12 triliun rupiah. Empat puluh tujuh proyek itu tersebar di sejumlah sektor, yakni pariwisata, kawasan ekonomi, industri, dan infrastruktur.
"Hari ini kami menawarkan tentang konsep investasi yang sudah kita lakukan, ini sudah ada FS (feasibility study). Selama ini kami akui, pemerintah Indonesia melakukan promosi investasi, selalu berbicara tentang kekayaan, selalu berbicara tentang luas pulau, jumlah penduduk. Dalam pandangan saya sebagai mantan pengusaha, ini menurut saya, ini tidak terlalu paten," katanya.
Siap Ditindaklanjuti
Bahlil pun menuturkan ke 47 proyek yang ditawarkan itu sudah telah memiliki pra-feasibility study (pra FS) sehingga sudah siap untuk ditindaklanjuti investor. "Harapan kita, ini bisa kita tawarkan kepada teman-teman dunia usaha yang mencoba untuk melakukan kolaborasi," katanya.
Empat puluh tujuh proyek yang ditawarkan tersebut tersebar di 33 provinsi dengan rincian sembilan proyek di Jawa, 11 proyek di Sumatera, enam proyek di Kalimantan, sembilan proyek di Sulawesi, tiga proyek di Bali dan Nusa Tenggara, serta sembilan proyek di Maluku dan Papua.
Adapun sebarannya berdasarkan sektornya, meliputi 12 proyek senilai 5,78 triliun rupiah di sektor pariwisata; 14 proyek senilai 48,25 triliun rupiah di kawasan ekonomi; 15 proyek senilai 51,92 triliun rupiah di sektor industri manufaktur; enam sektor senilai 49,17 triliun rupiah di sektor infrastruktur.
Bahlil meminta agar investor tak perlu ragu masuk ke proyek-proyek tersebut. Dia pun berjanji akan memberikan layanan terbaik dalam proses perizinan dan insentif. "Kalau bapak-ibu semua serius untuk masuk investasi di Indonesia, biarkanlah seluruh perizinannya, seluruh insentifnya, kami pemerintah yang akan mengurusnya," katanya.
Para investor, lanjut Bahlil, hanya perlu membawa modal, teknologi, dan sebagian pasarnya. "Saya pastikan Indonesia pada posisi strategis sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, luas kita 43 persen dan pendapatan kelas menengah kita semakin membaik," pungkas Bahlil.