MANILA - Juru bicara Presiden Filipina yaitu Harry Roque, pada Senin (11/10) mengatakan bahwa pemberian anugerah Nobel Perdamaian kepada jurnalis dan kritikus pemerintah, Maria Ressa, adalah bukti bahwa kebebasan pers masih ada di negaranya.

Ressa, 58 tahun, salah satu pendiri situs berita Rappler, dan jurnalis Russia, Dmitry Muratov, mendapat anugerah Nobel Perdamaian pada Jumat (8/10) atas upaya mereka untuk membela kebebasan berekspresi.

"Ini adalah kemenangan bagi seorang Filipina dan kami sangat senang untuk itu," kata Roque dalam sebuah taklimat rutin. "Kebebasan pers ada dan buktinya adalah pemberian anugerah Nobel untuk Maria Ressa," imbuh Roque.

Sejak Duterte berkuasa di Filipina pada 2016, Ressa dan Rappler telah menghadapi serangkaian tuntutan pidana dan investigasi yang disebut-sebut oleh para pendukung media sebagai pelecehan negara atas pelaporan mereka, termasuk pelaporan tentang kampanye berdarah perang narkoba yang mematikan oleh pemerintah. SB/AFP/I-1

Baca Juga: