JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peran koperasi dalam pemasaran kopi. Saat ini, kopi Indonesia merupakan komoditas yang sudah memiliki nilai jual.
Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi melihat masih ada peluang untuk memaksimalkan pemasarannya dengan memanfaatkan Atase Pertanian. "Para Atase Pertanian tersebut nantinya dapat membantu untuk membuka peluang memasarkan produk kopi petani di pasar internasional," ungkap Harvick di Jakarta, Minggu (9/1).
Harvick menyebutkan kopi merupakan komoditas yang sudah berkelanjutan. Pasalnya, komoditas ini sudah dikenal secara luas baik di pasar lokal maupun internasional.
Namun, diakuinya memang perlu lebih dimaksimalkan lagi pada hilirisasinya agar memiliki nilai tambah yang baik. Karenanya, dia mengajak kepada para petani kopi untuk berani menjajakan produk kopinya di pasar global.
"Saya sampaikan, kita punya Atase Pertanian, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Bawa aja dulu sampel kopinya. Tidak perlu G2G (government to government-red) dulu, nanti kalau repeat ordernya bagus baru kita cek regulasinya seperti apa yang berlaku di negara potential buyer," tuturnya.
Pekan lalu, dirinya meresmikan koperasi Produsen Karya Al Mahmud Mubarok (Kalam) yang bermarkas di Perum Balananjeur, Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Harvick mengapresiasi keberadaan koperasi Kalam yang bergerak di bidang pertanian.