JAKARTA - Pemerintah didesak memacu pelaksanaan transisi ke energi baru terbarukan (EBT) dan meninggalkan energi kotor yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Sebab, peralihan ke energi terbarukan justru lebih menguntungkan baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

Anggota Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia (IALHI), Aditya Hera Nurmoko, yang diminta pendapatnya dari Jakarta, Senin (6/6), mengatakan para pejabat di pemerintahan jangan mengembangkan lagi wacana kalau transisi energi butuh biaya yang sangat besar terutama untuk memensiundinikan PLTU.

"Hasil riset beberapa kampus ternama di dunia dan IMF menunjukkan bahwa justru peralihan ke energi terbarukan akan menguntungkan secara ekonomi dan sosial. Para pihak di pemerintahan yang selama ini melempar wacana transisi energi mahal dan butuh investasi besar harus mengubah paradigma mereka dan berhenti melindungi pengusaha yang masih berharap RI terus memakai energi kotor," kata Aditya kepada Koran Jakarta, Senin (6/6).

Pemerintahan Presiden Jokowi yang tinggal dua tahun, semestinya meninggalkan legacy yang baik dan wajib dilanjutkan terkait peralihan ke energi terbarukan.

"Setidaknya target bauran energi sebesar 23 persen pada 2024 bisa tercapai. Malu pada masa depan kalau ini saja tidak tercapai," tandas Aditya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, mengatakan transisi energi memberikan dampak ekonomi yang lebih besar.

Ia membantah anggapan pejabat yang menilai transisi menelan biaya yang sangat besar, sebab faktanya justru memberi banyak efek positif dan menghasilkan efek domino pada perekonomian.

Dalam kasus Indonesia, papar Fabby, kajian Bappenas menunjukan bahwa penggunaan energi terbarukan yang lebih besar dan efisiensi energi menghasilkan penurunan emisi. "Itu berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," jelasnya.

Selain itu, kajian IESR juga menunjukkan bahwa sistem energi berbasis energi terbarukan menciptakan peluang lapangan kerja yang lebih banyak, dan adanya potensi pemanfaatan energi yang lebih efisien.

Manfaat Sosial

Sebelumnya, para peneliti dari Imperial College Business School mengatakan mengganti batu bara dengan energi terbarukan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Transisi akan memberi manfaat sosial senilai 78 triliun dollar AS. "Nilai keuntungan sosial itu diperoleh dari lebih sedikitnya kerusakan akibat perubahan iklim dan mengurangi bahaya bagi kesehatan mereka," sebut laporan tersebut.

Menurut penelitian yang ditulis bersama oleh Patrick Bolton, Pakar Keuangan dan Ekonomi di Center for Climate Finance and Investment, keuntungan bersih dari beralih ke sumber energi terbarukan akan menjadi 77,89 triliun dollar AS hingga akhir abad ini.

Baca Juga: