Pemerintahan Presiden Joe Biden dilaporkan secara pribadi mendesak bank-bank terkemuka Amerika Serikat (AS), seperti JPMorgan Chase dan Citigroup untuk terus melangsungkan bisnis dengan perusahaan-perusahaan strategis Rusia di tengah rentetan sanksi yang dijatuhkan pada Moskow atas konflik di Ukraina.

Kabar itu pertama kali dilaporkan oleh outlet media Bloomberg pada Senin (7/11). Mengutip pihak-pihak yang mengetahui operasi tersebut, media ekonomi terkemuka AS itu menuturkan permintaan bisnis itu dibuat oleh Departemen Keuangan dan Luar Negeri AS ketika pemerintah mencoba untuk memberikan tekanan pada Rusia seraya menghindari "bencana ekonomi global" pada waktu yang sama.

Bloomberg menjelaskan Washington menginstruksikan sejumlah layanan seperti transfer pembayaran, dan pembiayaan perdagangan untuk perusahaan Rusia yang dibebaskan dari aspek-aspek tertentu dari sanksi, termasuk raksasa gas Gazprom dan produsen pupuk Uralkali dan PhosAgro.

Namun, instruksi pemerintah Biden itu bukan datang tanpa masalah. Bank-bank terbesar Amerika saat ini dikabarkan "terperangkap dalam tarik-menarik" antara pemerintahan Biden dan Kongres AS yang menuntut sanksi yang lebih keras pada Rusia.

Sebelumnya, sanksi AS terhadap Rusia mencegah bank-bank di AS untuk memberikan layanan kepada entitas dan orang yang masuk daftar hitam, dengan pelanggaran yang dapat dihukum dengan denda miliaran dolar.

CEO bank investasi JPMorgan Chase, Jamie Dimon, bahkan sempat ditegur pada sidang kongres bulan September lalu, setelah perusahaannya diduga memanfaatkan celah sanksi untuk tetap bekerja dengan Rusia.

Dimon lantas berdalih bahwa langkah itu diambil "mengikuti instruksi dari pemerintah Amerika ketika mereka meminta kami untuk melakukannya."

Sementara juru bicara Departemen Keuangan mengatakan bahwa mereka telah mengeluarkan panduan kepada bank, mengklarifikasi bahwa kegiatan dalam bantuan kemanusiaan, energi, dan pertanian diizinkan. JPMorgan dan Citigroup menolak berkomentar.

"Kongres perlu memahami ini - pemerintah AS belum memberlakukan embargo komprehensif dengan Rusia, masih ada kantong bisnis yang diizinkan," ujar Nnedinma Ifudu Nweke, seorang pengacara yang berspesialisasi dalam sanksi ekonomi AS di Akin Gump Strauss Hauer & Feld LLP, seperti dikutip dari Russia Today.

Nweke menjelaskan Departemen Keuangan AS akan terus mengadakan pertemuan untuk mendidik bank tentang kantong-kantong transaksi yang diizinkan, terutama di ruang kemanusiaan.

Baca Juga: