JAKARTA - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi berharap pemerintah daerah (pemda) ikut mendorong pemberdayaan petani milenial di daerah. Dukungan Pemda sangat penting dalam melahirkan SDM unggul di sektor pertanian.

"Perlunya dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah dan semua pihak dalam pemberdayaan petani milenial untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas pertanian. SDM pertanian yang unggul ikut mendorong potensi lokal pertanian," tegasnya di Jakarta, Senin (4/10).

Dia mengatakan petani milenial yang tergabung dalam Duta Petani Andalan/ Duta Petani Milenial (DPM/ DPA) terus melakukan resonansi di daerahnya, salah satunya seperti yang dilakukan di Sorong, Papua Barat.

"DPM dan DPA sudah melakukan berbagai kegiatan di daerah. Kita bergerak di 11 provinsi, masing-masing sudah terdaftar lebih dari 200 orang petani milenial. Bersama dengan itu kita bangun jaringan pertanian nasional dan sudah terdaftar 10.470 petani milenial dalam jaringan itu," katanya.

Kementan menggelar pelatihan sevara virtual terkait kewirausahaan untuk petani milenial di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong, Senin (4/10). Pelatihan tersebut diyakini akan mampu meningkatkan kapasitas produksi komoditas pangan di wilayah paling ujung timur Indonesia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, keberadaan para petani sangat vital dalam mewujudkan pencapaian ketahanan pangan. Dalam penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, Mentan SYL berharap melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan kali ini dapat mendorong petani milenial menjadi unggul, profesional dan berdaya saing dalam mengembangkan usahanya.

Petani milenial, dia melanjutkan, dapat melakukan pengembangan usaha melalui akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan seperti Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan bank daerah di tingkat provinsi untuk optimalisasi kegiatan agribisnisnya.

"Saya berharap hasil dari pelatihan ini akan memberikan peningkatan kapasitas bagi petani, khususnya dalam merencanakan kegiatan pertanian, meng-klaster kawasan pertanian dan kelembagaan petani, melakukan enjiniring pertanian dari hulu sampai hilir yang mencakup input permodalan (KUR), budidaya, pascapanen, pengolahan, pengemasan dan pemasaran hasil pertanian yang terstandarisasi, modern dan marketable," harap dia.

Baca Juga: