SALAH satu pemain bintang yang layak mendapat sorotan di tim nasional Belgia adalah Kevin De Bruyne. Gelandang Manchester City ini tampil bagus untuk klub dan negaranya.

Bersama Manchester City, De Bruyne beberapa kali tampil di lini depan sebagai striker. Namun, pemain berusia 29 tahun itu justru lebih tajam ketika bermain sebagai gelandang serang. Dia memiliki teknik assist yang sempurna hingga memudahkan rekan-rekannya untuk mencetak gol.

Musim ini saja bersama Manchester City, Kevin De Bruyne mengemas 17 assist dari 38 pertandingan. Umpan silangnya hingga terobosannya benar-benar mematikan dan dianggap sebagai salah satu pemain paling kreatif di dunia. Dia pun berhasil menyalip Eden Hazard sebagai pemain bintang Belgia setelah pemain Real Madrid itu tidak tampil sesuai harapan sejak bergabung dengan klub asal Spanyol itu.

Meski dirinya bakal menjadi sorotan di Piala Eropa 2020, De Bruyne melontarkan kritik pedas. Dia menyebut Piala Eropa penuh kepalsuan. Hal yang menjadi pemicu kritiknya adalah karena UEFA menerapkan sistem baru yakni menggelar turnamen di 11 negara berbeda. Di fase grup, bakal ada enam grup yang dengan setiap grupnya berisi dua tuan rumah, yang mendapat kesempatan minimal dua kali menghelat pertandingan.

Belgia gagal jadi tuan rumah karena Stadion King Boudoin tidak lolos verifikasi dan Ukraina tidak mengajukan diri. Alhasil Belgia secara otomatis masuk ke Grup B bersama Russia dan Denmark.

Sebab, Ukraina tidak mungkin berada satu grup dengan Russia terkait konflik politik. UEFA punya tiga patokan untuk menentukan tuan rumah, yakni kesiapan infrastruktur, kondisi geografis, dan politik.

Hal inilah yang membuat De Bruyne kesal. "Ini sangat memalukan. Menurut saya Piala Eropa 2020 seperti kompetisi palsu. Sepak bola makin mengarah ke bisnis," ujar De Bruyne. ben/AFP/S-2

Baca Juga: