YANGON - Sebuah kelompok antijunta pada Kamis (20/10) mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom di Penjara Insein yang ada di Kota Yangon pada Rabu (19/10) pagi, yang menewaskan delapan orang dan melukai 18 orang lainnya.

Badan Tugas Khusus Burma, sebuah kelompok pemberontak perkotaan yang memerangi kediktatoran militer, mengumumkan bahwa mereka telah melakukan serangan bom di Penjara Insein, Yangon.

Ledakan itu adalah serangan terbaru oleh kelompok-kelompok yang berusaha untuk menyingkirkan junta dari kekuasaan setelah kudeta Februari 2021 di mana militer menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Atas pengakuan itu, pemerintah bayangan Myanmar, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), segera mengutuk serangan itu dan meminta mereka yang bertanggung jawab untuk dimintai pertanggungjawaban.

"Siapa pun yang melakukan ini harus bertanggung jawab," kata juru bicara Kantor Kepresidenan NUG, Kyaw Zaw. Kami menyesalkan ledakan bom ini karena warga sipil tidak boleh menjadi sasaran serangan sama sekali," imbuh dia.SB/RFA/I-1

Baca Juga: