JAKARTA - Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada masa Covid-19 bisa meningkatkan risiko komplikasi pada mata anak. Studi di Tiongkok pada 2020, menyebutkan risiko terkena miopia meningkat 3 kali lipat pada anak berusia 6-8 tahun selama pembelajaran daring dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Miopia atau mata minus terjadi karena cahaya yang masuk ke dalam mata jatuh di depan retina mata. Kondisi tersebut bisa dipicu oleh panjang bola mata yang bertambah atau berkurangnya kemampuan mata dalam memfokuskan cahaya, sehingga objek yang jauh terlihat buram.

Ketua Layanan JEC Myopia Control Care, Dr Gusti G Suardana SpM(K) mengatakan bahwa salah satu faktor pemicu risiko mata minus adalah gaya hidup, seperti banyak menggunakan layar gawai. "Pembelajaran Jarak Jauh yang mewajibkan anak menggunakan gawai memiliki andil besar dalam meningkatkan potensi anak terserang myopia," ujar Gusti dalam siaran pers Jumat (30/9).

Orang dengan gangguan mata minus harus segera mendapatkan tindakan dan penanganan yang tepat, karena selain membuat penderitanya tidak nyaman ketika beraktivitas, juga bisa menyebabkan potensi komplikasi lanjutan seperti mata malas, katarak, glaukoma, retina lepas, dan kebutaan.

Sayangnya, banyak anak di Indonesia yang mengalami mata minus namun tidak disadari atau tidak memiliki akses kepada tindakan dan penanganan. Hal disebabkan ketidaksadaran orang tua ataupun guru dengan gejala-gejala awal miopia yang terkesan remeh.

Gejala yang sering muncul pada mata minus adalah sering memicingkan mata saat melihat, kesulitan memandang papan tulis di sekolah ketika duduk di belakang kelas, sering mendekatkan mata ke layar TV atau gawai dan sering mengucek mata.

Sayangnya kondisi ekonomi keluarga yang tertekan semasa pandemi sering menyebabkan pemeriksaan mata anak tidak menjadi prioritas utama dalam keluarga.Untuk memberi pengobatan mata minus pada anak, Lions Club Jakarta Kelapa Gading Jaya mengadakan bakti sosial dengan tema Mataku Jendelaku. Ini diikuti klub-klub lain yang tergabung dalam Daerah 4B Distrik 307A1 Lions Club Indonesia, yaitu Lions Club Elysium, Lions Club Centennial Trainers, Lions Club Gading Cemara, dan Lions Club Infinity Coaches,.

Bakti sosial berupa pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis kepada para siswa di SDN 03 Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara pada tanggal 30 September 2021. "Bakti sosial ini sangat membantu anak-anak yang memang memiliki kebutuhan untuk menggunakan kaca mata namun tidak memiliki akses untuk pemeriksaan atau memilikinya. Pemeriksaan mata secara profesional sekaligus memberikan kacamata pada mereka sangatlah bermanfaat," ujar Kepala Sekolah SDN 03 Kelapa Gading Timur, Narwita.

Ketua kegiatan Bakti Sosial, yang juga adalah Presiden dari Lions Club Kelapa Gading Jaya, Lily Linus mengatakan, kegiatan bakti sosial yang dilakukan bertujuan mendeteksi secara dini gejala mata minus pada 300 siswa itu, sekaligus memberikan tindakan yang cepat dan tepat.

Tindakan tersebut diharapkan dapat menghindari komplikasi lanjutan karena mata adalah jendela dunia. "Jangan sampai anak-anak ini mengalami masalah serius pada mata mereka ketika dewasa nanti, karena terlambat terdeteksi ketika masih kecil," ujar dia.

Ketua Daerah 4B Lions Club Indonesia Distrik 307A1, Indra Hadiwidjaja, mengatakan Lions Club terbiasa untuk melakukan kegiatan kemanusiaan di daerah sekitar lokasi Lions Club berada. "Daerah 4B memiliki 5 klub yang berada di daerah Kelapa Gading, sehingga kami memiliki tanggung jawab untuk membantu masyarakat yang membutuhkan di sekitar area ini," ujar dia.

Ia menambahkan, kegiatan ini hanyalah satu dari banyak kegiatan sosial lain yang telah dan akan terus kami lakukan di area Kelapa Gading dan sekitarnya. Sebelumnya, Lions Club Indonesia telah melakukan berbagai kegiatan sosial untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga: